Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) bersama Dirjen Kerja sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Shidarto Reza Suryodipuro menggelar makan malam dengan para perwakilian duta besar negara Asia, di Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Baca Juga:
Dihadiri 36 Negara, Indonesia Maritime Week 2025 Sukses jadi Magnet Global
Acara ini dalam rangka upaya peningkatan kerja sama di sektor maritim dan pelayaran.
Kehadiran para petinggi dan perwakilan duta besar dari negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, Australia, India, Singapura, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam dan European Union Ambassador to ASEAN, menunjukkan pentingnya hubungan maritim yang kuat di kawasan Asia.
Baca Juga:
Dimotori FASA, Asian Shipowners Association Gelar Rapat Umum Tahunan ke-34
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto yang juga menjabat sebagai Ketua Federation of ASEAN Shipowners’ Association (FASA) dan Asian Shipowners’ Association (ASA) menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat sektor maritim Asia.
"Kolaborasi ini bukan hanya tentang memperkuat sektor maritim Indonesia, tetapi juga tentang memajukan industri maritim seluruh Asia. Sebagai ketua di FASA dan ASA, saya melihat potensi besar dalam kerja sama lintas negara untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan," tuturnya.
Baca Juga:
Ketua INSA: IMW 2025 bakal Bahas Tantangan Pembiayaan Pengadaan Kapal
Dia mengatakan, ke depan kerja sama sektor maritim antara Indonesia dan negara-negara FASA dan ASA harus didorong semakin erat, terutama dalam upaya menciptakan industri pelayaran Asia yang lebih ramah lingkungan, sehingga pelayaran Asia dapat dijadikan mitra pelayaran global yang mampu diandalkan.
Untuk itu dibutuhkan dukungan seluruh pihak baik dari Kementerian Luar Negeri, maupun dari para petinggi dan pelaku usaha pelayaran negara di Asia demi menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan.
“Kolaborasi antara Indonesia dan negara tetangga semakin diperlukan untuk menjaga iklim bisnis pelayaran di Asia tetap kondusif, di tengah ketidakpastian global saat ini,” ungkapnya.
Potensi kerja sama antara Indonesia dengan negara Asia lainnya di antaranya, menyangkut green environment dan energi di sektor pelayaran.
Ketua Yayasan INSA Theo Lekatompessy mengatakan, makan malam yang digelar dengan penuh keakraban dan kehangatan ini menunjukkan, komunikasi yang dibangun INSA dengan stakeholder negara lainnya efektif dan saling menghormati seluruh pihak.
Theo menyoroti fakta bahwa Asia adalah produsen kapal terbesar di dunia, pensuplai pelaut terbesar di dunia, dan mengangkut lebih dari 53% kargo dunia.
Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya disadari oleh negara-negara di kawasan Asia.
"Asia adalah raksasa maritim yang tidur. Sudah saatnya kita bangkit bersama dan menjadi motor perubahan bagi kemaritiman dunia. Dengan sumber daya dan kemampuan yang kita miliki, kita dapat membawa manfaat besar bagi negara-negara dan masyarakat Asia," tegas Theo.
Acara ini diharapkan menjadi langkah awal dari serangkaian inisiatif yang lebih besar untuk memperkuat kerja sama maritim di kawasan Asia.
Diskusi yang konstruktif dan komitmen bersama yang tercipta dalam acara ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret.
Kolaborasi maritim antara Indonesia dan negara-negara Asia merupakan langkah strategis untuk menghadapi dinamika global dan memanfaatkan potensi besar di sektor maritim.
Melalui pertemuan ini, INSA menunjukkan komitmennya untuk menjadi motor penggerak dalam memperkuat hubungan maritim yang saling menguntungkan.
Dengan dukungan dari para duta besar dan pemerintah, diharapkan kerja sama ini dapat membawa manfaat jangka panjang bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan Asia. (omy)