Bandara Dhoho Kediri, Pertama Dibangun Tanpa APBN

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 18/Okt/2024 19:55 WIB
Peresmian Bandara Dhoho Kediri Peresmian Bandara Dhoho Kediri

 

KEDIRI (BeritaTrans.com) -  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan Bandara Dhoho di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (18/10/2024). 

Baca Juga:
Bandara Sekitar Gunung Lewotobi Masih Terdampak Abu Vulkanik

Menurut Menko Luhut, Bandara Dhoho merupakan proyek percontohan pertama di tanah air dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited, yakni pemrakarsa dan pendanaan sepenuhnya dari pihak swasta atau non APBN.

“Bandara Dhoho Kediri menjadi proyek percontohan pertama di Indonesia dengan skema KPBU unsolicited. Inisiatif proyek datang dari pihak swasta dan didukung pemerintah,” ujar Menko Luhut. 

Baca Juga:
Ditjen Hubud Gandeng Swasta Kembangkan Bandara Morowali

Dia menjelaskan, kehadiran Bandara Dhoho mencerminkan kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan sektor swasta. Ia pun mengklaim bahwa skema KPBU mampu mengatasi tantangan pembangunan di Indonesia dengan cepat dan efisien. 

Peresmian Bandara Dhoho juga menjadi momen penting bagi pengembangan konektivitas dan ekonomi di selatan Pulau Jawa. 

Baca Juga:
8 Bandara Amati Sebaran Abu Vulkanik dari Level Awas Gunung Lewotobi

Dia meyakini, tata ruang di wilayah Kediri akan berubah dalam beberapa tahun ke depan dan masyarakat akan mulai antusias menggunakan Bandara Dhoho untuk berpergian.

“Menurut saya bandara ini kualitasnya sangat bagus. Ke depan, orang akan lebih senang terbang ke Kediri daripada ke Surabaya,” Menko Luhut meyakinkan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi PT Surya Dhoho Investama (SDhI), anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk, yang telah membangun Bandara Dhoho dengan total investasi mencapai Rp12 triliun. 

“Bandara Dhoho merupakan bukti bahwa pihak swasta punya komitmen yang kuat untuk membangun konektivitas di tanah air. Semoga langkah ini bisa dicontoh oleh pihak-pihak swasta lainnya di dalam negeri,” ungkap Menhub.

Berdasarkan survei yang dilakukan, Menhub menyampaikan bahwa potensi penumpang dari dan menuju Kediri cukup besar, terutama untuk perjalanan Haji dan Umroh. 

Menhub pun mengimbau agar masyarakat Kediri dan sekitarnya menggunakan Bandara Dhoho untuk menuju ke Tanah Suci. 

“Terkait Haji dan Umroh, kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Agama. Tapi, satu hal yang pasti, saya mengimbau masyarakat Kediri dan sekitarnya untuk melakukan perjalanan Haji dan Umroh melalui Bandara Dhoho, yang notabene jaraknya lebih dekat daripada Bandara Juanda di Surabaya,” imbuhnya. 

Menhub juga menuturkan bahwa Bandara Dhoho tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi, melainkan juga diharapkan dapat membawa dampak signifikan bagi perekonomian dan kehidupan sosial di kawasan Kediri dan sekitarnya. 

Secara spesifik, diharapkan bandara ini bisa membuka peluang bisnis baru dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor, seperti transportasi, pariwisata, dan perhotelan, serta mendukung sejumlah sektor lainnya, seperti pertanian, peternakan, hingga perkebunan.

“Saya yakin Bandara Dhoho akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Kediri. Karena itu, saya sangat berharap agar Pemerintah Daerah Kediri dapat berperan aktif untuk mempromosikan keberadaan bandara ini,” pungkas Menhub. 

Sebagai informasi, Bandara Dhoho memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, sehingga mampu didarati oleh pesawat berjenis wide-body. 

Adapun sejak soft launching pada 5 April 2024, bandara ini telah melayani lebih dari 20.000 penumpang, dengan 175 pergerakan pesawat.

Sementara itu, usai melangsungkan peresmian bandara, dilakukan pula groundbreaking dimulainya konstruksi jalan tol akses yang akan menghubungkan Bandara Dhoho dengan Kota Kediri. 

Keberadaan jalan tol akses ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk menuju bandara dan sebaliknya. 

Turut hadir dalam kegiatan ini, jajaran Forkopimda wilayah Jawa Timur serta Direksi PT Gudang Garam Tbk dan PT Surya Dhoho Investama. (omy)