Kepala Bapanas: Ketahanan Pangan Dimulai dari Inovasi dan Keberagaman Produksi

  • Oleh : Naomy

Kamis, 15/Mei/2025 05:34 WIB
HUT ke-35 Ewindo HUT ke-35 Ewindo


PURWAKARTA (BeritaTrans.com) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyampaikan, dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh dan berkelanjutan bukan hanya soal ketersediaan pangan dalam jumlah besar. 

"Lebih dari itu, dibutuhkan benih yang berkualitas, inovasi yang berkelanjutan, serta keberagaman produksi guna menghadirkan ragam pangan bergizi, terjangkau, dan berkesinambungan bagi seluruh masyarakat," tuturnya di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Baca Juga:
NFA Pastikan Ketersediaan dan Harga Pangan Selama Tahun 2025 Terkendali

“Untuk membangun ekosistem pangan yang tangguh, kunci utamanya adalah benih yang baik dan berkualitas. Hal ini tentu perlu didukung oleh riset dan pengembangan (Research and Development), agar terus lahir inovasi yang relevan, terutama di tengah tantangan global seperti perubahan iklim."

Pada peringatan 35 tahun PT East-West Seed Indonesia (EWINDO) di Purwakarta, dia mengatakan, penganekaragaman pangan harus dimulai dari sisi produksi. 

Baca Juga:
Stabilisasi Harga Pangan di Indonesia Timur, Bapanas Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor

Ketersediaan benih hortikultura unggul dan adaptif menjadi fondasi penting untuk memperluas pilihan komoditas pangan yang bisa dikembangkan di berbagai wilayah. 

Inovasi dalam benih tak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuat hasil panen lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim, sekaligus memenuhi selera pasar.

Baca Juga:
Kebijakan HPP dan HAP Beras Perkuat Ekonomi di Triwulan 1-2025

“Selain intensifikasi dan ekstensifikasi, diversifikasi pangan juga harus terus kita dorong untuk menjamin keberlanjutan ketahanan pangan nasional. EWINDO berperan penting dalam menyediakan benih hortikultura yang dibutuhkan,” bebernya.

Arief juga mendorong agar ke depan pengembangan benih tidak hanya difokuskan pada hortikultura, tetapi diperluas ke komoditas tanaman pangan lainnya. 

“Hal ini penting sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada pangan dan juga tentunya untuk kesejahteraan petani, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto,” imbuh Arief.

Menyadur data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) Indonesia terus menanjak. 

Per April 2025, NTPH berada di indeks 128,25 dan melebihi indeks NTPH tertinggi di tahun 2024. Indeks NTPH 2024 tertinggi tercatat di Juni dengan torehan 125,66.

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo telah menetapkan lima prioritas pembangunan nasional, yaitu: Program Makan Bergizi Gratis, swasembada pangan, air, dan energi, peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan, serta hilirisasi industri.

“Semua program ini memerlukan benih unggul—bukan sekadar baik, tapi terbaik. Swasembada pangan adalah prioritas nasional jangka pendek maupun panjang. Pertanian harus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, sekaligus menopang ekosistem ekonomi sirkular melalui praktik pertanian adaptif terhadap perubahan iklim dan pengembangan benih unggul yang berkelanjutan,” urai Rachmat.

Lebih lanjut, Arief mengapresiasi peran sektor swasta yang telah menyediakan akses benih unggul, membangun pusat pembelajaran budidaya, serta mendorong praktik pertanian yang efisien dan ramah lingkungan. 

Menurutnya, langkah ini selaras dengan upaya diversifikasi produksi pangan dalam negeri—tidak hanya fokus pada beras, tetapi juga buah, sayuran, umbi, dan sumber karbohidrat lokal lainnya.

Dari sisi konsumsi, dia menekankan pentingnya membentuk pola makan masyarakat yang lebih beragam, bergizi seimbang, dan aman. 

“Edukasi pangan dan literasi gizi harus ditingkatkan agar masyarakat memahami bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tetapi juga keberagaman dan kecukupan gizi,” ujarnya.

“Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Kita harus bergerak dari hulu ke hilir—dari laboratorium benih hingga meja makan. Dengan kolaborasi dan inovasi berkelanjutan, kita bisa membangun masa depan pangan Indonesia yang lebih sehat, mandiri, dan tangguh,” ulasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Managing Director PT East West Seed Indonesia, Glenn Pardede menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung pertanian melalui benih hortikultura berkualitas.

“Hingga kini, kami telah memproduksi dan menjual sekitar 187 juta kemasan benih dari 296 varietas yang dikembangkan. Ini adalah hasil kerja keras lebih dari 900 karyawan kami, bersama para mitra, untuk memastikan benih sampai ke tangan para petani Indonesia,” kata Glenn. (omy)