Oleh : Redaksi
BANDUNG (BeritaTrans.com) - Ketegangan Iran dan Israel yang semakin meningkat dalam beberapa pekan ini memberikan dampak potensi risiko terhadap rantai pasokan global, karena ketersebaran sumber-sumber pasokan dan permintaan secara global.
Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Zaroni menganalisis beberapa potensi risiko gangguan rantai pasok sebagai dampak ketegangan geopolitik itu.
Baca Juga:
SCI Ajukan 5 Rekomendasi Penting pada RPerpres Logistik
"Pertama, dampak terhadap pasar energi dunia terutama yang melalui Selat Hormuz sebagai jalur transportasi laut strategis untuk pengiriman minyak," ucap Zaroni, Kamis (19/6/2025).
Peningkatan ketegangan akan menaikkan harga minyak dunia yang berdampak terhadap biaya produksi dan transportasi global.
Baca Juga:
Kunci Transformasi Rantai Pasok: Inovasi, Kolaborasi, dan Digitalisasi
Kedua, dampak terhadap risiko makroekonomi global termasuk inflasi, pelemahan daya beli, penurunan permintaan agregat, penurunan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan biaya logistik global.
Ketiga, gangguan terhadap rantai pasokan perusahaan global yang kompleks dan bergantung pada wilayah-wilayah tertentu.
Baca Juga:
Pertumbuhan Sektor Pertanian Perlu Dukungan Logistik Andal
"Gangguan pada rantai pasokan di wilayah Iran dan Israel, serta wilayah sekitarnya akan berdampak pada ketersediaan barang dan harga di pasar global," ungkap dia.
Keempat, peningkatan biaya logistik terutama jika terjadi gangguan pada rute pelayaran, peningkatan biaya transportasi global, asuransi kargo, dan lain-lain.
Kelima, dampak terhadap stabilitas ekonomi global, termasuk nilai tukar mata uang dan harga saham, yang dapat berdampak pada penurunan volume perdagangan internasional, baik dari sisi pasokan maupun permintaannya.
Zaroni menyatakan, konflik Iran-Israel akan berdampak terhadap ketersediaan beberapa jenis barang di dalam negeri, terutama untuk produk yang bergantung pada impor dari wilayah yang terkena dampak konflik.
"Beberapa jenis barang akan mengalami pengurangan ketersediaan di pasar yang akan mengakibatkan peningkatan harga," katanya tanpa merinci.
Selain itu, jika barang-barang impor tersebut adalah bahan baku atau komponen yang diperlukan untuk proses produksi, akan terjadi peningkatan biaya produksi dan harga jual produk, yang akan menurunkan daya saing produk dan profitabilitas perusahaan.
"Industri perlu segera mengevaluasi rantai pasokan produknya," tegas dia.
Selain mengantisipasi potensi gangguan beserta dampaknya, industri perlu mencari alternatif-alternatif rantai pasok domestik maupun global yang lebih aman dan lebih efisien. (omy)