Di ASEAN Port and Logistics 2025, Pelindo Dorong Sinergi Maritim Negara Asia Tenggara

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 20/Jun/2025 10:58 WIB
Pertemuan pra ASEAN Port and Logistics Pertemuan pra ASEAN Port and Logistics

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mendorong pelaku bisnis di sektor pelabuhan dan logistik untuk bersinergi dalam meningkatkan konektivitas negara-negara Asia Tenggara yang lebih efektif dan efisien melalui event konferensi dan pameran ASEAN Ports and Logistics 2025. 

Gelaran ini akan dilangsungkan pada 1–3 Juli 2025 di Hotel JW Marriott Jakarta, berkolaborasi dengan The Chartered Institute of Logistics and Transport Indonesia (CILT-ID).

Baca Juga:
Gubernur NTT Cek Sinergi TPID di Pelindo Terminal Petikemas Kupang

Group Head Business Development and Strategic Alliance Pelindo Bobby Hardian mengungkapkan bahwa menjadi tuan rumah gelaran ASEAN Ports and Logistics kali ini merupakan upaya Pelindo untuk berkontribusi dalam memperkuat kerja sama dan konektivitas logistik regional.

"Event ini bertujuan mendorong kolaborasi ekosistem pelabuhan dan logistik antar negara-negara di Asia Tenggara," ungkap Bobby pada acara Focus Group Discussion (FGD) & Press Conference jelang perhelatan event ASEAN Ports and Logistics 2025, di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga:
TJSL `Taman Pelindo Peduli`, Regional 2 Tanjung Priok Percantik Halte dan Berikan Bantuan 500 Tong Sampah Pilah

Direktur Strategi Pelindo Prasetyo menambahkan bahwa Pelindo berkomitmen untuk memperkuat konektivitas antara fasilitas pelabuhan dengan kawasan industri.

"Selain orientasi jangka panjang, pelabuhan mesti terintegrasi dengan hinterland atau dukungan kawasan industrinya," kata Prasetyo.

Baca Juga:
Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Terima Kunjungan Strategis Delegasi Jepang

Sebagai contoh, Java Integrated & Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik dan Terminal Kijing di Mempawah Pontianak Kalimantan Barat, yang dikembangkan Pelindo. 

Selain itu, Perseroan juga telah membangun Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) untuk memperkuat kelancaran arus barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, yang menjadi pelabuhan tersibuk di Indonesia.

“Saat ini kami juga sedang menyiapkan New Priok Eastern Access (NPEA) yang menghubungkan secara langsung New Priok Terminal ke JTCC, guna memperlancar arus logistik dari dan menuju kawasan industri," katanya.

Dia menyampaikan bahwa pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat konektivitas regional.

"Kami ingin membangun ekosistem maritim yang tidak hanya efisien secara operasional, tapi juga berkelanjutan," ungkap Prasetyo. (omy)