Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Restrukturisasi penyehatan kinerja yang disetujui oleh pemegang saham pada RUPSLB Garuda Indonesia, mencakup langkah-langkah fundamental dalam penguatan basis struktur dan pengelolaan kinerja keuangan, melalui fokus perbaikan ekuitas, optimalisasi aksi strategis.
"Di antaranya berupa restorasi armada, penambahan alat produksi, penyehatan kinerja usaha anak usaha, hingga akselerasi pemulihan trafik penumpang," tutur Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani, Senin (30/6/2026).
Adapun berbagai langkah restrukturisasi kinerja tersebut menjadi bagian dari program transformasi kinerja secara menyeluruh dalam mendorong comprehensive turnaround performa Garuda.
Baca Juga:
Garuda Indonesia dan Kementerian HAM Kolaborasi Perkuat Konektivitas Udara
Restrukturisasi penyehatan kinerja ini menjadi bagian dari fase berkesinambungan restrukturisasi penyelamatan kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2021-2023, yang berfokus pada penyelamatan melalui pengelolaan kewajiban usaha, restrukturisasi komposisi armada hingga pengelolaan beban usaha.
Melalui skema restrukturisasi penyelamatan yang telah dijalankan sejak tahun 2022, Garuda berhasil menurunkan nilai, memperbaiki nilai ekuitas, dan melakukan berbagai aspek operasional.
Dalam kerangka strategi kinerja jangka panjang, Garuda Indonesia akan menerapkan 11 langkah prioritas untuk mentransformasi usahanya.
Baca Juga:
Sepanjang Mei, Tingkat Ketepatan Waktu Garuda Indonesia Terbaik di Dunia Versi OAG Flightview
"Dari aspek armada dan jaringan, Garuda Indonesia Group menargetkan penambahan armada secara bertahap hingga mencapai sekitar 120 pesawat serta melakukan ekspansi sedikitnya ke 100 rute baru hingga tahun 2029," paparnya.
Di periode yang sama, perusahan antara lain juga akan menguatkan ekosistem pendukung penerbangan, mendorong kolaborasi seluruh lini usaha, mendorong digitalisasi dan meningkatkan kualitas pengalaman pengguna jasa.
Dukungan Penuh Pemerintah & Langkah Pemulihan Kinerja Berjalan on The Track
Lebih lanjut kinerja periode Kuartal I – 2025 terus mencatatkan hasil yang positif dan turut merefleksikan optimisme terhadap potensi Garuda Indonesia.
Capaian positif ini dampak dari pertumbuhan pendapatan pangsa charter─penerbangan tidak berjadwal─yang meningkat sebesar 92,88% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Selain itu, secara keseluruhan pendapatan operasional konsolidasian per 31 Maret 2025 tercatat naik 1,63% atau sebesar US$723,56 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ucap dia.
Dari sisi operasional di sepanjang kuartal I – 2025, Garuda Indonesia Group mengangkut 5,13 juta penumpang, yakni 2,65 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink.
“Persetujuan pemegang saham pada RUPSLB hari ini merupakan titik balik bagi Garuda Indonesia dan menjadi landasan utama bagi langkah untuk menjadi maskapai yang sehat, kompetitif, dan berkelas dunia. Kami yakin bahwa dengan dukungan penuh Pemerintah dan seluruh pemegang saham, Perusahaan akan mampu memberikan kinerja terbaiknya, makin dirasakan kehadirannya oleh masyarakat, dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di tingkat dunia,” tutup Wamildan. (omy)