Angkutan Barang KAI Capai 33,3 Juta Ton di Semester I 2025, Naik 1,4%

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 03/Jul/2025 18:37 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja positif pada sektor angkutan barang sepanjang Januari hingga Juni 2025. Total volume yang diangkut mencapai 33.315.792 ton, tumbuh 1,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat 32.857.086 ton.

Peningkatan ini menunjukkan kepercayaan pelanggan yang terus bertumbuh terhadap layanan logistik berbasis kereta api yang dinilai efisien, aman, dan andal.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyatakan bahwa capaian ini sekaligus memperkuat kesiapan KAI dalam mendukung kebijakan nasional Zero Over Dimension Over Loading (ODOL) yang akan diberlakukan penuh pada 2026.

“Sebagai penyedia logistik publik, KAI berkomitmen mendukung distribusi energi, pangan, dan kebutuhan ritel secara aman dan berkelanjutan,” ujar Anne, Kamis (3/7).

Komoditas batu bara masih mendominasi dengan volume angkutan sebesar 27.624.772 ton atau 82,92% dari total. Angka ini naik 5% dibanding tahun lalu dan menjadi tulang punggung distribusi energi ke pembangkit listrik di Jawa dan Bali, menopang kebutuhan masyarakat dan sektor usaha.

“Distribusi energi tidak hanya soal logistik, tapi juga tentang keberlanjutan kehidupan. Batu bara yang kami angkut hari ini berarti listrik untuk mesin-mesin produksi UMKM dan penerangan bagi jutaan rumah,” tambah Anne.

Pertumbuhan positif juga terlihat pada layanan angkutan retail dan pupuk. Komoditas retail seperti Barang Hantaran Paket (BHP) dan parcel mencatat kenaikan volume dari 101.617 ton menjadi 118.077 ton, atau naik 16%.

Sementara itu, angkutan pupuk naik dari 10.890 ton menjadi 13.230 ton, atau meningkat 21% dibanding semester I 2024. Secara khusus, pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan distribusi pupuk ke berbagai sentra pertanian, seiring meningkatnya permintaan akibat musim tanam dan program-program ketahanan pangan nasional.

Moda kereta api menawarkan berbagai keunggulan, terutama dalam kapasitas dan ketepatan waktu. Di Pulau Jawa, satu rangkaian KA barang mampu menarik hingga 30 gerbong datar, masing-masing berkapasitas 42 ton. Di Sumatera Selatan, efisiensi semakin tinggi dengan 61 gerbong dalam satu rangkaian KA batu bara.

Operasional yang berjalan di jalur khusus rel menjadikan waktu tempuh lebih pasti karena terbebas dari kemacetan lalu lintas, berbeda dengan angkutan jalan raya. Hal ini sangat krusial bagi pelaku industri yang membutuhkan ketepatan waktu dalam menjaga kesinambungan rantai pasok.

Seluruh operasional KAI dijalankan oleh sumber daya manusia bersertifikasi dari Kementerian Perhubungan, dengan inspeksi berkala terhadap sarana dan prasarana. Jalur rel kereta api turut meminimalkan risiko gangguan eksternal, termasuk pungutan liar yang masih marak dalam distribusi berbasis jalan raya.

Dalam rencana jangka panjang, KAI menargetkan pertumbuhan volume angkutan barang sebesar 15% pada tahun 2029. Angkutan batu bara ditargetkan mencapai 111,2 juta ton, sementara komoditas non-batu bara sebesar 10,9 juta ton.

Pertumbuhan ini akan ditopang oleh pengembangan simpul-simpul logistik utama di wilayah Sumatera bagian selatan. Salah satunya adalah pembangunan Terminal Tarahan II yang diproyeksikan mampu menyerap hingga 18 juta ton batu bara. Selain itu, ekspansi fasilitas di Kertapati diprediksi menyumbang tambahan volume sebesar 7 juta ton.

Secara keseluruhan, kawasan Sumatera Selatan diperkirakan menjadi kontributor utama tambahan volume sebesar 27,8 juta ton, menjadikan wilayah ini sebagai pilar strategis dalam peta logistik masa depan KAI.

“Proyeksi ini menunjukkan komitmen kami untuk terus berinvestasi dan tumbuh bersama industri logistik nasional. Kereta api bukan hanya sarana angkut, tapi penggerak kemajuan,” pungkas Anne.(fhm)

Baca Juga:
Semester I 2025, KAI Group Layani 240 Juta Pelanggan: Bukti Kepercayaan Publik Terus Tumbuh