Kemenhub: Penguatan Integrasi Antarmoda Transportasi Tingkatkan Mobilitas Masyarakat dan Efisiensi Logistik

  • Oleh : Naomy

Rabu, 06/Agu/2025 05:33 WIB
Suasana Presbackground Kemenhub Suasana Presbackground Kemenhub

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Perhubungan terus menguatkan integrasi antarmoda transportasi di Indonesia guna meningkatkan efisiensi logistik dan menunjang mobilitas masyarakat. 

Baca Juga:
Perkuat Kompetensi SDM Transportasi dan Logistik Nasional, Ditjen Intram Gandeng ITL Trisakti

Hal ini diharapkan dapat mewujudkan peningkatan integrasi ekonomi domestik dan global serta mewujudkan pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan.

"Kita ingin agar jaringan transportasi di Indonesia tidak hanya terhubung, tetapi juga terpadu hingga akhirnya berkelanjutan," tutur Direktur Prasarana Integrasi Transportasi Antarmoda, Ditjen Integrasi Transportasi dan Multimoda Sigit Irfansyah, pada Press Background: Integrasi Transportasi Sektor Transportasi Laut dan Udara, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga:
Dorong Integrasi dan Pemberdayaan UMKM, Komisi V DPR Tinjau Terminal Pondok Cabe

Sigit mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi jaringan pelayaran dan penerbangan sebagai tulang punggung konektivitas yang terintegrasi secara domestik dan terhubung secara global. 

Langkah lainnya adalah dengan meningkatkan konektivitas dan integrasi antara kawasan ekonomi dengan jaringan transportasi.

Baca Juga:
Perkuat Integrasi Biskita Trans Depok, Kemenhub Hibahkan Halte dan Prasarana Pendukung

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Andy Panjaitan menekankan pentingnya dukungan integrasi transportasi terhadap kawasan yang mengerakkan perekonomian seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).

"Tentunya yang menjadi prioritas adalah integrasi kawasan-kawasan yang menjadi tempat di mana perekonomian itu bergerak lebih besar dan masif, seperti KI, KEK dan KPBPB. Kami ada beberapa contoh yang saat ini sedang terus berjalan, seperti Kawasan Industri Sei Mangkei yang terletak di Selat Malaka, ini merupakan salah satu rute perdagangan utama di dunia," beber Lollan. 

Selain itu, Ditjen Perhubungan Laut masih konsisten dengan program angkutan laut perintis barang dalam hal integrasi dan konektivitas. 

Jumlah trayek atau jalur yang dilayani pun terus bertambah dan merambah berbagai wilayah Indonesia. Dari total hanya 3 trayek dengan 11 pelabuhan dan 3 kapal pada tahun 2015, kini telah berkembang menjadi 39 trayek dengan 104 pelabuhan dan 39 kapal pada tahun 2025. 

Direktur Navigasi Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Syamsu Rizal mengemukakan, integrasi transportasi dapat mendukung efisiensi logistik. 

"Efisiensi ini akan berdampak pada penurunan biaya logistik dan pada akhirnya menurunkan disparitas harga di berbagai wilayah Indonesia," katanya.

"Target kita adalah menurunkan biaya logistik hingga mencapai 12,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 2022 lalu, biaya logistik kita masih 14,29% dari PDB. Di tahun ini menjadi 13,52% dari PDB, dan targetnya menjadi 12,5% dari PDB di tahun 2029."

Dalam hal menunjang mobilitas masyarakat, Ditjen Perhubungan Udara juga masih konsisten dengan program angkutan udara perintis. 

Hingga kini, angkutan udara perintis telah menghubungkan 164 bandara, 78 lapangan terbang, 27 provinsi, dan 121 kabupaten/kota. 

Sejak tahun 2011 hingga Juni 2025, angkutan udara perintis telah mengangkut 3.236.977 penumpang. 

Sementara, sejak tahun 2018 hingga Juni 2025, angkutan udara perintis telah mengangkut 36.262 ton kargo. (omy)