Atasi Kemacetan, Kemhub Akan Manfaatkan ITS

  • Oleh :

Kamis, 28/Jun/2012 21:34 WIB


JAKARTA (Berita Trans) Kementerian Perhubungan (Kemhub) menggandeng pemerintah Jepang untuk menerapkan akan menerapkan Intelegent Transport System (ITS) atau sistem manajemen lalu lintas dengan teknologi mutakhir dan terintegrasi. ITS diyakini akan dapat mengurai kemacetan dan masalah transportasi di Indonesia.Kami sengaja mengandeng pemerintah Jepang yakni Ministry of Land, Infrastructure and Transportation (MLIT) untuk memanfaatkan ITS ini karena mereka sudah sangat berpengalaman dengan teknologi yang canggih, kata Menteri Perhubungan EE. Mangindaan saat membuka acara Seminar Intelegent Transport System di Indonesia, di Jakarta, Kamis (28/6).Menurut Menhub, dengan ITS memungkinkan terjadi efisiensi penggunaan jalan hingga naik 10%, mengurangi energi terbuang 30%, mengurangi waktu perjalanan 15%, dan mengurangi polusi hingga 30%. Namun biaya untuk pemasangan alat ITS ini sangat mahal, sehingga perlu kerjasama antar kementerian di Indonesia.Menhub menargetkan pemanfaatan ITS harus dilaksanakan secara simultan dan bersamaan dengan manajemen kebutuhan lalu lintas dan peningkatan penggunaan angkutan umum secara terpadu yaitu antar moda transportasi, baik jalan raya, kereta api, kapal laut, dan udara.Vice Minister for Engineering Affairs MLIT Jepang Naosyoshi Sato mengatakan, pihaknya siap membantu pemerintah Indonesia dalam hal penerapan ITS. Selama ini pemerintah Jepang sudah selalu bekerjasama dengan pemerintah RI untuk teknologi transportasi dan pencegahan bencana.Untuk ITS ini kami sedang menyusun konsepnya. Soal investasi, perlu pembicaraan tahap lanjut, saat ini masih tahap memperkenalkan sistem ITS ini, ucapnya.ITS Policy and Program Office, Road Bireau MLIT Jepang Takashi Nishio mengatakan pihaknya sudah menerapkan sistem ini sejak 1973 yakni berupa pusat kontrol lalu lintas di Metropolitan Expressway. Hingga kini, ada tiga servis dasar yang dilakukan dalam ITS yakni panduan rute dinamis, dukungan keselamatan pengemudi di jalan raya melalui vehicle information and communication system (VICS) dan electronic toll collection system (ETC).ITS akan menyediakan data jalan yang dikumpulkan langsung dari berbagai sensor jalan administrator baik melalui detektor kendaraan (saat ini ada 1.900 terinstal di jalanan di Jepang), kamera CCTV (2.300 terinstal), anemometer (10 terinstal), telepon darurat (1.900 terinstal) dan mobil patroli (30 unit).Untuk VICS, imbuh Nishio, atau informasi kendaraan dan sistem komunikasi, layanannya meliputi data untuk navigasi mobil berupa kemacetan, perjalanan, pembatasan lalu lintas, peringatan lalu lintas, dan informasi parkir. Hasilnya, dalam 20 tahun terakhir, biaya kumulatif yang berhasil dihemat sebesar 520 miliar yuan berupa tabungan sosial, mengurangi kemacetan dan kecelakaan. Untuk ETC atau pemungutan tol elektronik, dipasang diseluruh jalan tol dan non tol di Jepang sejak 1997. Hasilnya, mampu menghilangkan hampir semua kemacetan di gerbang tol di seluruh Jepang dan mengurangi emisi CO2 sekitar 220.000 ton per tahun.Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Suroyo Alimoeso mengatakan mayoritas jalan raya di Tanah Air tingkat kemacetannya diatas ambang batas. Hal ini disebabkan tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi sedangkan pertambahan jalan tidak seimbang.Pertumbuhan mobil pribadi setiap tahunnya mencapai 12,08%, truk 8,06%, bus 16,46%, dan sepeda motor 15,75%. Berdasarkan studi ADB pada 2006, diperkirakan jumlah kendaraan di Indonesia tumbuh dua kali lipat pada 2010 dan 2035, sementara itu, pertumbuhan jalan kurang dari 1% per tahun, ucap Suroyo. (ali)