Agus Pambagio: Bangsa Ini Semestinya Berterima Kasih ke STIP!

  • Oleh :

Senin, 05/Mei/2014 10:30 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) Pengamat kebijakan publik dan konsumen, Agus Pambagio, mengemukakan seharusnya bangsa ini berterima kasih kepada Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) karena telah melahirkan ribuan pelaut penghasil devisa buat negara.Dengan bekerja di kapal asing, dia menegaskan pelaut-pelaut tangguh lulusan STIP digaji dengan mata uang dolar AS. "Bertambah besar devisa negara, yang diberikan pelaut-pelaut itu dari bekerja di samudera," cetusnya kepada beritatrans.com, Senin (5/5/2014).Karena begitu besar jasanya bagi bangsa dan negara, dia mengingatkan semua pihak agar bahu-membahu mendukung STIP. "Kita memiliki kewajiban agar STIP ini semakin besar dan kompeten untuk melahirkan lebih banyak lagi generasi-generasi penerus Nabi Nuh. Jangan lupa Nabi Nuh adalah pelaut pertama di dunia," tuturnya.Kalaupun ada persoalan yakni kekerasan di antara taruna, Agus menegaskan mestinya dipahami secara proporsional. "Kita pasti mengecam kekerasan. Kekerasan itu tidak boleh lagi ada di STIP dan di lembaga pendidikan lainnya, namun jangan lantas meminta STIP dibubarkan. Itu tak rasional dan nggak logis," tegasnya.Pengamat transportasi dan mantan pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tersebut mengemukakan kalau kekerasan menjadi dasar pembubaran suatu lembaga pendidikan, maka bisa jadi begitu banyak sekolah yang dibubarkan."Apa STPDN mesti dibubarkan? Apa sekolah yang siswanya tawuran, terus sekolahnya wajib dibubarkan? Aneh aja kalau punya pemikiran seperti itu. Ngawur banget," cetusnya.DEFISIT PELAUTHal senada dikemukakan Presiden INSA (Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia), Carmelita Hartoto. Bos maskapai pelayaran Adnhika Lines itu mengingatkan jumlah lembaga pendidikan bagi pelaut di Indonesia sangat terbatas. Kondisi itu, Carmelita mengemukakan menyebabkan defisit pelaut di negeri ini terus meningkat, bahkan angkanya terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan jumlah kapal."Kita ingin sekolah-sekolah pelaut di Indonesia terus bertambah, tidak ada yang tutup, termasuk STIP Jakarta Utara. Tapi, sistemnya harus diperbaiki dan anti kekerasan. Stop kekerangan di lembaga pendidikan," ujarnya.Dia menguatarakan INSA juga meminta agar pengawasan terhadap anak peserta didik ditingkatkan agar peristiwa serupa tidak lagi di masa mendatang. "Kasus kekerasan di STIP yang telah mencoreng nama baik pendidikan. Jangan sampai terulang lagi. Pengawasan harus lebih ketat."Dalam kaitan itu, dia mendukung tindakan hukum yang tegas diberikan kepada mahasiswa STIP Jakarta Utara yang terlibat dalam penganiayaan dan tindak kekerasan terhadap mahasiswa lainnya sehingga menewaskan satu orang mahasiswa tingkat 1 sekolah tersebut.Carmelita meminta agar sistem pendidikan yang membentuk hirarki hubungan senior--junior diperbaiki supaya praktek kekerasan di lembaga pendidikan bisa dihentikan. "Antara lain dengan memperbanyak aktivitas yang lebih positif, memperkuat nilai-nilai sosial-kultural dan kemanusiaan serta menanamkan jiwa sportivitas," tegasnya. (santy/machda/aw).