Capt. Ni Putu Cahyani Antar Presiden Jokowi Keliling Pelabuhan Tanjung Priok

  • Oleh : an

Kamis, 25/Mei/2017 06:24 WIB


JAKARTA (Beritatrans.com) Capt. Ni Putu hayani Negara, M.Mar berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan tertinggi bagi seorang pelaut, yaitu Diklat Pelaut (DP) I di BP3IP Jakarta. Salah satu perwira di Pangkalan PLP Tanjung Priok Jakarta itu berhak menyandang gelar Master Marine (M.Mar) diujung namanya.Capt. Putu menjadi nakhoda yang sering dipercaya pimpinan Pangkalan PLP Tanjung Priok, tempatnya bertugas untuk mengantar dan menemani tamu-tamu VIP. Mereka itu antara lain Presiden Jokowi dan sebelumnya Wamenhub Bambang Susantono pernah diantar keliling kolam pelabuhan terbesar di Indonesia itu.Setelah menjalani diklat sejak enam bulan silam, Capt. Putu, begitu biasa disapa akhirnya lulus dan resmi diwisuda serta dilepas (bon voyage) bersama 116 perwira pelaut lain sesama alumni DP I di kampus BP3IP Jakarta.Putri kelahiran Banyuwangi Jawa Timur 4 Januari 1976 itu mewakili teman-temannya pasis Diklat Pelaut (DP) I diwisuda secara simbolis oleh Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Dr. Djoko Sasono, M.Sc bersama tiga perwira pelaut lainnya.Capt. Putu menjadi orang ketiga yang diwisuda dan disematkan epolet perwira serta dikalungkan samirnya oleh orang nomor satu di BPSDM Perhubungan Dr. Djoko Sasono yang didampingi Direktur BP3IP Jakarta Capt. Mulder Mustafa, SE. Capt. Putu dipilih mewakili teman-teman seangkatan untuk wisuda secara simbolis. Ia dinilai memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan lainnya, baik nilai akademik, disiplin, sikap dan perilakunya.Capt. Putu2Nakhoda Kapal PatroliCapt. Putu bukan pelaut biasa. Setelah lama berlayar di kapal-kapal niaga ke berbagai belahan dunia, kini ia bergabung dan berlayar di kapal patroli Pangkalan PLP Tanjung Priok, Jakarta sebagai nakhoda.Istri dari Dasaas Putra itu sehari-hari bekerja sebagai nakhoda kapal patroli Pangkalan PLP Jakarta, tepatnya Kapal Negara (KN) P.348. Ia harus bisa menjalankan tugas patroli termasuk memimpin sejumlah anak buah kapal (ABK) yang kebanyakan kaum pria.Dengan profesionalisme serta kewenangan sebagai nakhoda, semua bisa dijalankan dengan baik. Setiap operasi, anak buah banyak kaum adam. Tapi tak masalah, semua bisa dijalankan dengan baik, kata Capt. Putu dalam perbincangan dengan Beritatrans.com di Jakarta, Rabu (24/5/2017).Bersama personel Pangkalan PLP Tanjung Priok lainnya, Capt. Putu siap menjalankan tugas untuk patroli dan mengamankan area perairan Indonesia, khususnya di wilayah tugas PLP Tanjung Priok. Capt. Putu pun bertugas menegakkan hukum dan peraturan terutama terkait keselamatan pelayaran di Tanah Air. Dalam kondisi tertentu, Capt. Putu dan kawan-kawan juga harus siap membantu dan menolong saat terjadi kecelakaan laut khususnya di sekitar perairan Teluk Jakarta.Tugas berat itu berhasil dijalankan Capt. Putu bersama koleganya di Pangkalan PLP Tanjung Priok Jakarta. Menyadari berat dari negara itu, Capt. Putu akhirnya memutuskan untuk belajar kembai dan mengambil ijazah pelaut tingkat tersebut. Kampus BP3IP Jakarta menjadi pilihannya, karena selain dekat dengan rumah dan tempat kerja, kampus pelaut ini juga didukung SDM dan fasilitas diklat kepelautan yang sangat bagus, kilah Capt. Putu.Memang berat, harus bisa membagi waktu antara tugas di kantor dengan kewajiban kuliah di kampus BP3IP Jakarta. Tugas itu bisa dijalankan dan sampai berhasil menyelesaikan program pendidikan di BP3IP Jakarta, tugas dia.Capt. Mukder wisudawanPutri Seorang PelautCapt. Putu adalah alumni Sekolah Pelaut Hang Tuah Surabaya. Ia berasal dari keluarga pelaut, yaitu ayahnya I Wayan Suantha Negara adalah pelaut tulen. Hampir seluruh waktu hidupnya dihabiskan di kapal PT ASDP Indonesia Ferry. Sementara, ibunya Sumiyati adalah seorang ibu rumah tangga yang dengan setia mendidik dan mengasuh anak-anaknya termasuk saya. Berkat didikan ibu, mampu mengantarkan saya sampai seperti sekarang.Capt. Putu terinspirasi menjadi pelaut atas dorongan dan pekerjaan ayahnya itu. Beliau sangat ingin melihat saya menjadi nakhoda dan mengantongi ijazah pelaut tertinggi yaitu ANT I. Sayang, setelah semua itu bisa saya raih, beliau sudah tiada. Ijazah pelaut ini pertama kali saya persembahkan kepada Ayahannda tercinta, yang kini sudah pulang keharibaan-Nya, tukas Capt. Putu.Setelah menyelesaikan pendidikan ANT I, Capt. Putu bertekad untuk bertugas dan mengabdi kepada bangsa dan negara serta keluarga dengan lebih baik. Seperti pesan Kepala BPSDMP tadi, kita harus bisa mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang diperoleh di kampus BP3IP Jakarta untuk kepentingan bangsa dan negara serta keluarga tercinta, terang Capt. Putu.Mengantar Presiden JokowiBanyak suka duka dan pengalaman selama bertugas sebagai pelaut. Namun ada yang tak terlupakan, yaitu saat mengantar Presdien Joko Widodo (Jokowi) keliling perairan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.Saat kunjungan Presiden Jokowi ke Pelabuhan Tanjung Priok itu, saya mendapatkan tugas pimpinan untuk membawa kapal patroli yang ditumpangi orang nomor satu di Indonesia itu, terang Capt. Putu.Meski banyak pelaut dan nakhoda di Pangkalan PLP Tanjung Priok, Capt, Putu yang dipilih pimpinan untuk mengantarkan Presiden Jokowi menunaikan tugas keliling perairan Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan tekad dan semangat pengabdian terbaik, semua tugas itu bisa saya jalankan dengan baik, papar Capt. Putu.Mengantar tamu VIP bagi Capt. Putu bukan hanya Presiden Jokowi. Saat Wakil Menhub Dr. Bambang Susantono berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Priok, Capt, Putu juga dipercaya mengawal dan mengantarkannya. Wamenhub Bambang Susantono kala itu melihat langsung kondisi perairan Pelabuhan Tanjung Priok serta pelayanan khususnya di perairan Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal PLP Tanjung Priok mendapatkan tugas untuk mengantar dan mengawal tamu VIP yang datang itu. Saya pun dipercaya pimpinan untuk mengantar tamu VIP itu baik Presiden Jokowi dan sebelumnya Wamenhub Bambang Susantono saat berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, tegas Capt. Putu.(helmi)