Hasil Analisis SCI: Kualitas Infrastruktur Indonesia Perlu Ditingkatkan

  • Oleh : Naomy

Senin, 04/Des/2017 09:45 WIB


BANDUNG (BeritaTrans.com) - Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI), di antara negara-negara ASEAN, kualitas infrastruktur Indonesia selalu di bawah Singapore dan Malaysia. "Kualitas infrastruktur Indonesiayang relatif bagus baru infrastruktur kereta api," jelas Chairman SCI Setijadi ditulis Senin (4/12/2017).Posisi Indonesia di bawah Thailand untuk kualitas infrastruktur jalan, pelabuhan, dan bandara. Selain itu, kualitas infrastruktur jalan di Indonesia juga di bawah Brunei Darussalam.Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan meski saat Indonesia relatif lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN lainnya, namun belum bisa mengejar kualitas infrastruktur Singapore, Malaysia, dan Thailand."Peningkatan kualitas infrastruktur itu diharapkan akan meningkatkan peringkat Logistics Performance Index (LPI) Indonesia yang akan dikeluarkan oleh Bank Dunia pada tahun 2018," papar dia.Berdasarkan laporan LPI tahun 2016, dimensi kualitas infrastruktur Indonesia berada di peringkat 73 dengan skor 2,65. Kualitas infrastruktur ini berdampak pada biaya logistik yang tinggi dan harga barang yang mahal sehingga memengaruhi daya saing produk Indonesia. "Pembangunan infrastruktur perlu terus dilakukan dalam kerangka peningkatan konektivitas nasional, termasuk untuk sektor logistik," ungkapnya.Pada tahapan pembangunan selanjutnya, perlu perencanaan pembangunan infrastruktur secara terintegrasi, baik antar moda transportasi maupun antar wilayah, sehingga lebih menjamin efektivitas pemanfaatannya. Hasil pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur logistik, harus diikuti dengan pengoperasian infrastruktur secara profesional, transparan, dan akuntabel.Selain itu, pembangunan infrastruktur logistik juga harus sesuai dengan komoditas wilayahnya."Kami apresiasi pembangunan dalam tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setempat perlu bekerjasama mengembangkan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing komoditas masing-masing wilayah," tutup Setijadi. (omy)