Jumlah kendaraan yang telah kembali ke Jabotabek tersebut telah mencapai 89,3 persen dari prediksi arus balik sebesar 2 juta kendaraan pada periode H1 hingga H+8.
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan umum secara kumulatif mulai H-8 s.d H+6 mencapai 13.744.563 orang.
Jumlah kendaraan yang telah kembali ke Jabotabek tersebut mencapai 68,64% dari prediksi arus balik sebesar 1,6 juta kendaraan pada periode H+1 sampai dengan H+7 di empat gerbang tol utama.
Jumlah ini meningkat 0,87% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 lalu sebesar 10.991.882 orang.
“Masih ada sekitar 55,8% kendaraan yang belum kembali ke Jakarta melalui Tol Trans Jawa hingga akhir pekan mendatang,” kata Adita.
Jumlah kendaraan yang kembali ke Jabotabek tersebut baru mencapai 30,45% dari prediksi arus balik sebesar 1,6 juta kendaraan pada periode H+1 s.d H+7 Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Sementara itu secara kumulatif, jumlah pengguna angkutan umum yang dipantau mulai H-8 s.d H+1 kemarin, mencapai 8.487.767 orang.
Adapun jumlah pengguna angkutan umum terbanyak pada H2 kemarin yaitu penumpang angkutan udara sebanyak 179.589 orang atau 28,25% dari total pengguna angkutan umum.
ByAda kenaikan volume lalu lintas sebesar 25,2% jika dibandingkan kondisi normal dengan total 160.473 kendaraan.
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode Lebaran 2022, total volume lalin ini naik sebesar 3 persen dari 1.311.893 kendaraan.
Kemenhub bersama stakeholder terkait kini telah bersiap mengantisipasi lonjakan arus balik yang diprediksi mencapai puncaknya pada 24 dan 25 April 2023.
Secara rinci, jumlah penumpang angkutan umum per moda transportasi pada H-6 kemarin yakni:
"Karena sifatnya berulang, masyarakat seyogyanya sudah memiliki skill mudik yakni pengetahuan tentang mudik, bagaimana menyikapi mudik, dan bagaimana berperilaku saat mudik," ulasnya.
Sedangkan untuk sepeda motor, tercatat sebanyak 201.695 kendaraan yang keluar dari Jabodetabek atau meningkat 203,7 % dari hari normal.
Seperti diketahui ramai pemberitaan terkait OTT Kepala Balai Teknik Perkeretaaapian Semarang dan beberapa pejabat lainnya.
Jika memang terbukti adanya pelanggaran disiplin tentunya akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Dengan begitu, kemungkinan terjadinya kepadatan karena adanya pembatasan angkutan logistik menjelang hari Lebaran dapat diketahui lebih awal sehingga dapat dilakukan antisipasi sebelum benar-benar terjadi.
Dia menjelaskan, masa produksi sarana kereta KRL baru oleh INKA membutuhkan waktu 2-3 tahun, sejak sekarang.
Menyikapi kejadian tersebut, Ditjen Perhubungan Udara melakukan langkah-langkah imbauan untuk lebih meningkatkan kemananan (security awareness).
Saat ini Ditjen Hubud terus berkoordinasi dengan pihak keamanan TNI AU, dan rencananya pihak TNI AU akan terbang kembali melintasi Lapter Paro untuk membantu observasi keadaan di sana.