JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pejabat Taliban di Afghanistan Jumat (24/12) mengkonfirmasi bahwa mereka telah membahas rencana dengan delegasi gabungan dari Turki dan Qatar, juga dari perusahaan-perusahaan kedua negara untuk mengoperasikan bandara di Kabul dan kota-kota Afghanistan lainnya.
KABUL (BeritaTrans.com) - Kepala juru bicara Pemerintah Afghanistan Zabihullah Mujahid menyerukan seluruh mantan pilot militer Afghanistan untuk tetap berada di negara itu, dengan mengatakan mereka akan dilindungi oleh amnesti dan tidak akan ditahan.
Mengutip Reuters, namun bayaran yang diberikan kelompok bukanlah dalam bentuk mata uang lokal, namun gandum. Ini dipercaya akan menyelamatkan warga dari ancaman kelaparan yang saat ini menghantui.
Perundingan di Qatar, menurut para pejabat AS, berfokus pada sejumlah topik, antara lain menahan sepak terjang kelompok-kelompok militan, evakuasi warga Amerika Serikat, dan akses bantuan kemanusiaan.
"Penyelidikan dapat mengarah pada pembekuan aset dan rekening mantan pegawai negeri sipil, menteri dan anggota parlemen," kata seorang pejabat di bank sentral, Da Afghanistan Bank kepada AFP dikutip Rabu (15/9/2021).
Sebuah maskapai penerbangan komersial, Pakistan International Airlines (PIA) mendarat di Bandara Kabul, Senin (13/9/2021). Pesawat ini merupakan penerbangan asing pertama sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus lalu.
Meski begitu, Haqqani menuturkan ada beberapa syarat yang harus dilakukan perempuan sebelum bisa meneruskan pendidikan mereka, yakni wajib menggunakan pakaian Islami seperti hijab hingga ruang kelas akan dipisah dengan kaum laki-laki.
Taliban kembali merebut kekuasaan di Afghanistan sejak 15 Agustus setelah merebut Ibu Kota Kabul secara damai. Pemerintahan Afghanistan dengan sendirinya ambruk karena ditinggal pergi presidennya, Ashraf Ghani ke Uni Emirat Arab.
AFGHANISTAN (BeritaTrans.com) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Rabu (8/9), mendesak Taliban untuk mengizinkan pesawat-pesawa sewaan (charter flight) meninggalkan Afghanistan. Desakan itu disampaikan ketika pesawat yang membawa warga Amerika dan warga Afghanistan yang rentan, dilaporkan tidak diizinkan meninggalkan Bandara Internasional Mazar-i-Sharif.