Akibat Virus Corona, Masyarakat Aceh Barat Resah dengan Pekerja Bongkar Muat Hilir Mudik di Dermaga Desa Panggong

  • Oleh :

Rabu, 08/Apr/2020 10:19 WIB


MEULABOH (BeritaTrans.com) - Saat ini wilayah Aceh Barat, belum ada orang yang terjangkit virus Corona. Namun, rasa kekhawatiran terus dirasakan seluruh masyarakat Indonesia dengan semakin meluasnya wabah virus Corona (Covid-19).Kekhawatiran tersebut juga dirasakan oleh sebagian penduduk Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Sebab selama ini dikabarkan sejumlah pekerja bongkar muat di kapal batu bara sering berinteraksi dengan tenaga kerja asing dan pada saat libur kerja mereka pulang pergi menggunakan jalur laut dan berlabuh di desa setempat.Kechiek Gampong Panggong Nazar Alisa Putra, mengatakan pekerja bongkar muat batu bara tersebut berasal dari masyarakat lokal Meulaboh. Mereka diangkut menggunakan boat ketengah laut kemudian berbaur dengan warga negara asing yang bekerja di kapal, selesai tugas masyarakat lokal kembali ke daratan."Yang menjadi kekhawatiran kami masyarakat, apakah ada yang bisa menjamin kalau mereka bebas dari virus itu. Karena mereka di sana sering berinteraksi dengan pekerja luar," ujar Nazar.Selain itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19, nelayan dan pekerja bongkar muat di kapal batu bara yang akan hendak kerja ke laut dicek suhu tubuh dan disemprot disinfektan."Pekerja kapal tersebut setiap naik dan turun dari kapal dicek kesehatan oleh paramedis dengan mengecek suhu tubuh dan disemprot disinfektan," katanya.Nazar juga menjelaskan tidak ada karantina pekerja yang baru turun dari kapal. Mereka biasanya 5 hari melaut begitu tiba di pangkalan pekerja dicek kemudian langsung diperbolehkan pulang kerumah masing-masing.Selaku pemerintah Gampong untuk meminimalisir kekhawatiran warga terhadap wabah tersebut, kami berupaya mendirikan pos pengecekan kesehatan pekerja kapal yang dibantu aparat kepolisian serta paramedis dari puskemas Johan Pahlawan," jelasnya."Hanya ini yang mampu kami berbuat, karena Gampong Panggong dijadikan wilayah sandar boat vendor perusahaan tambang tersebut. Solusi untuk menjauhkan keresahan warga disediakan posko kesehatan. Kami sebelumnya tahu virus itu banyak menyerang manusia tanpa gejala," tambahnya.Walaupun khawatir akan membahayakan warga, Pemerintah Gampong tidak punya wewenang untuk menghentikan aktivitas perusahaan tersebut kecuali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mengeluarkan surat perintah memberhentikan sementara sampai kondisi kembali normal."Tidak ada kepedulian perusahaan bongkar muat itu untuk Gampong. Kami mendirikan posko saja tidak ada bantuan hanya baiay cetak spanduk dikasih sebesar Rp.370 ribu," ungkap Nazar.Dalam kebingungan Pemerintah Gampong sangat berharap kepedulian Pemkab dan DPRK Aceh Barat untuk segera mencari solusi sehingga kekhawatiran warga terhadap Corona segera dapat diatasi, kami hanya ingin selamat dan jauh dari wabah yang berbahaya tersebut. (dan/acehportal.com)