Perjuangan Anak 4 Tahun Melawan Corona: 'Mama Aku Tak akan Pulang ke Rumah"

  • Oleh :

Jum'at, 29/Mei/2020 13:05 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Jumlah anak-anak yang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia memang tak sebanyak orang dewasa. Namun mengingat daya tahan tubuh anak juga masih dalam tahap tumbuh kembang, orang tua patut waspada kalau COVID-19 bisa memperburuk kondisi mereka dengan cepat dan fatal. Seperti pengalaman Anna Zimmermann, seorang ibu yang sekaligus dokter Neonatal di Colorado, Amerika Serikat. Anna merupakan ibu dari Lincoln, bocah empat tahun yang terinfeksi COVID-19. Lincoln adalah anak pertama di Colorado yang terjangkit corona. Anna pun membagikan kisah perjuangan anaknya, saat melawan COVID-19. Anna bercerita, Lincoln terdeteksi gejala flu pada 21 Maret 2020. Saat itu Lincoln beberapa kali bersin tapi tanpa disertai hidung tersumbat. Keesokan harinya, barulah Lincoln mengalami hidung tersumbat dan batuk ringan. "Dia tidak demam dan aku tidak terlalu khawatir, kukira dia terkena flu biasa," kata Anna. Pada 27 Maret 2020 ternyata Lincoln mengalami demam hingga 40 derajat celsius. "Kami membawanya ke dokter spesialis anak dan Lincoln didiagnosis pneumonia. Dokter memberikannya antibiotik dan oksigen selama 48 jam di rumah," kata Anna.Tiga hari setelah pemeriksaan dokter, kondisi Lincoln tak kunjung membaik justru dia tampak membutuhkan bantuan oksigen lebih banyak. a7zi63tcybtqbe84uz14Lincoln saat mendapat perawatan di rumah sakit.Anna pun membawa putranya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif. Sesampainya di rumah sakit, Lincoln mendapat perawatan seperti pasien COVID-19 meski hasil tesnya belum keluar saat itu. Anna pun menyadari dirinya akan ikut diisolasi dan tak dibolehkan keluar sampai hasil tes swab putranya dinyatakan negatif. "Sesampainya di rumah sakit Lincoln membutuhkan oksigen 2 liter, lalu saat malam bertambah jadi 4 liter, keesokan harinya dia butuh 6 liter, lalu 9 liter. Dia terlihat sulit sekali bernapas. Dia menggunakan semua otot dada, perut, dan leher untuk membantunya bernapas. Sebagai dokter aku tahu dia sangat kesulitan bernapas. Sebagai ibu melihatnya berjuang seperti itu sangat menyiksaku," kata Anna. Selama dua hari di rumah sakit, barulah hasil pemeriksaan laboratorium Lincoln keluar. Dari uji CBC yang menghitung darah lengkapnya, tubuh Lincoln tidak menunjukkan tanda-tanda klasik infeksi COVID. Selain itu rontgen dada Lincoln terlihat cukup bagus, dan kadar CRP maupun Procalcitoninnya tidak meningkat secara signifikan. Dokter pun mengganti antibiotiknya menjadi ampisilin dan azitromisin. Lincoln juga mulai menerima perawatan albuterol. qs8huj85djxgonayyjy5Anna dan Lincoln.Namun yang diherankan, meski dinyatakan negatif COVID tapi kondisi Lincoln terus bertambah buruk dan pernapasannya sangat terganggu. Semuanya terjawab saat ada dokter yang mendatangi Anna di malam keduanya di rumah sakit. "Sekitar jam 7 malam seorang dokter jaga mendatangiku dan menyampaikan kabar Lincoln positif COVID-19. Saat itu juga aku tak kuasa menahan tangisku. Pikiranku kacau, aku berpikir bagaimana bisa? Aku tidak mengerti, aku sudah sangat melindungi anak-anakku. Aku mulai ketakutan melihat kondisi anakku," kata Anna. Anna ingat betul Lincoln mengakhiri kegiatan belajar di sekolah empat hari lebih cepat dari imbauan pemerintah. Sejak 12 Maret 2020 Lincoln dan dua saudarinya tak pernah meninggalkan rumah sekalipun. Mereka tak pernah main ke rumah tetangga, tidak juga bermain bersama teman-teman sekolahnya. "Suamiku ke Costco (pertokoan) sekali, dan aku pergi ke Target (pertokoan) sekali. Kami bahkan tak pernah membiarkan anak-anak untuk menyeberang jalan ke rumah temannya. Kami tahu bahayanya virus ini, dan aku yakin sudah melindungi anak-anakku dengan benar," kata Anna. Tapi inilah kenyataannya. Lincoln sudah terinfeksi COVID-19 dan harus menjalani perawatan super intensif di rumah sakit. Saat dirawat, Lincoln bisa tidur selama 16 jam sehari. Memasuki hari kelima di rumah sakit, Lincoln mulai menunjukkan kemajuan. Kebutuhan oksigennya mulai berkurang dari yang sebelumnya 9 liter menjadi 4 liter. "Tapi batuk masih membuatnya tersiksa. Kadang dia batuk berdahak, kadang dia tampak seperti tercekik dan kekurangan oksigen. Kalau sudah begitu, saturasi oksigennya mulai menurun, dan jantungnya memompa lebih kencang," kata Anna. Sebagai seorang ibu sekaligus dokter, Anna tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat sang anak berkata, "Mama kapan batuk ini akan berhenti?", "Mama, ini semua (obat-obatan) nggak berguna.", "Mama, sepertinya aku tidak akan pulang lagi ke rumah." "Melihatnya tersiksa itu menyiksaku," kata Anna.zqizediydyjgnaz0n1n5Lincoln saat berada di rumah,Selama menemani Lincoln dirawat di rumah sakit, Anna meninggalkan dua putrinya bersama sang suami di rumah. "Aku beruntung karena banyak orang yang peduli dengan keluargaku. Teman-teman kami mengirimkan makanan ke rumah, bahkan mengirim peralatan mandi ke rumah sakit," kata Anna. Memasuki hari ketujuh perawatan di rumah sakit, Lincoln diizinkan melanjutkan perawatan di rumah. Anna dan Lincoln pulang ke rumah dengan membawa suplai tangki oksigen dan kompresornya. Anna memantau kebutuhan oksigen untuk Lincoln hingga benar-benar tak membutuhkannya lagi. "Sekitar seminggu di rumah, aku mulai mencoba melepas selang oksigennya untuk 2 jam, lalu keesokan harinya dilepas selama 4 jam. Begitu seterusnya hingga hari ke-12 Lincoln benar-benar bisa bernapas tanpa selang oksigen," kata Anna. y3jd6nwxcjrtesxltx9hLincoln saat menjalani perawatan di rumah.Selama lima hari di rumah, ternyata ayah Lincoln terdeteksi demam, batuk, menggigil, dan sakit kepala parah. "Kami tidak melakukan tes COVID-19, tapi kami tahu dia bisa saja tertular dari Lincoln. Akhirnya dia melakukan isolasi mandiri di kamar terpisah sampai gejala-gejala tersebut benar-benar hilang. Sekarang dia sudah sembuh, dua anak perempuanku dan aku sendiri juga tidak mengalami gejala semacam itu," kata Anna. fp1taxhmbf5pu5ujooswLincoln bersama dua saudaranya.Tak hanya sang ayah yang melakukan isolasi mandiri, Lincoln juga harus menjalani isolasi mandiri sepulang dari rumah sakit. "Dia beristirahat di kamarnya dan saudari-saudarinya hanya bisa memberikan pelukan jarak jauh dari depan pintu. Kami juga ketat untuk membiasakan anak-anak mencuci tangan dan membatasi kontak fisik. Syukurlah Lincoln semakin pulih, dia makan banyak, mulai aktif bermain di halaman, lebih banyak tersenyum, dan itu membuat kami bahagia," kata Anna. Anna berharap ada banyak orang tua yang bisa mengambil pelajaran dari perjuangan Lincoln melawan COVID-19. (lia/sumber:kumparan)