Oleh : Taryani
INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Puluhan tahun masyarakat perbatasan Kabupaten Indramayu – Kabupaten Subang khususnya di Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra, Indramayu dan Desa Patimban, Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang naik perahu Eretan tatkala ingin saling mengunjungi.
Di daerah perbatasan itu hingga saat ini belum dibangun jembatan melintasi Kali Sewo yang merupakan pembatas antara Kabupaten Indramayu dengan Kabupaten Subang.
Oleh karenanya wajar seandainya masyarakat di daerah itu menginginkan dibangunnya jembatan. Namun sayangnya, hingga saat ini jembatan yang dibutuhkan mereka masih belum terwujud. Sehingga masyarakat terpaksa menggunakan perahu Eretan untuk menyeberang ke wilayah perbatasan.
Padahal jam operasi perahu Eretan itu terbatas. Beroperasi sekitar pukul 07.00 WIB dan tutup selepas Maghrib. Jika masyarakat masih ingin s menyeberang selepas maghrib maka mereka harus memutar arah, naik motor menuju jalan Pantura yang jaraknya mencapai belasan kilometer.
“Tiap hari pulang pergi naik perahu eretan harus mengeluarkan ongkos Rp 4.000,” ujar Mukti, 48.
Setelah Pelabuhan Patimban beroperasi, masyarakat semakin merindukan pembangunan jembatan untuk mempersingkat waktu dan jarak. Apalagi saat ini tidak sedikit pekerja Pelabuhan Patimban pulang - pergi ke Desa Ujunggebang.
Kalau ada jembatan, kata warga tentunya transportasi lebih cepat dan lebih efisien.
Banyak pedagang, pekerja swasta, petambak, PNS, nelayan dan petani tiap saat hilir mudik menggunakan perahu Eretan. “Meskipun sebenarnya naik perahu Eretan itu kondisinya darurat. Jika debit air Kali Sewo naik, seperti hari ini, daya muat baik penumpang atau barang dikurangi, karena khawatir perahu terbalik diterjang arus kali yang mengalir cukup deras ,” ujarnya.
Pemantauan pada Minggu (31/01/2021) sore pukul 16.20 WIB, debit air Kali Sewo sedang naik. Arus air mengalir deras. Operator perahu Eretan mengumumkan jam operasi dipersingkat.
"Bagi yang ingin menyeberang setelah maghrib silakan putar arah ke jalan Pantura," ujar salah seorang di antara 3 operator perahu Eretan.
Beberapa warga yang batal naik perahu Eretan tampak kecewa. Semula mereka ingin bersilaturahmi ke rumah keluarganya di Desa Patimban namun rencana mereka gagal karena perahu Eretan sudah tutup sebelum Maghrib.. (Taryani)