Laut Natuna Utara Memanas, Prancis Provokasi China dengan Kapal Selam Nuklir

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 12/Feb/2021 22:48 WIB
Foto: ilustrasi Foto: ilustrasi

Jakarta (BeritaTrans.com) - Perseteruan antar beberapa negara di perairan Laut Natuna Utara setiap hari semakin bergejolak.

China yang getol mengklaim Laut Natuna Utara adalah wilayahnya semakin memperkuat kekuatan militernya.

Baca Juga:
Menhan Prabowo Beli Jet Tempur Mirage 2000-5 Bekas Qatar, Buat Latih Pilot TNI AU Tekait Pembelian 12 Pesawat Tempur Prancis

Semenjak situasi mulai memanas, pemerintah China mulai mengesahkan Undang-Undang yang memperbolehkan penjaga pantai menembaki kapal yang berani menjamah wilayah mereka.

Tak cuma itu, China secara terang-terangan melakukan latihan di atas perairan Laut Natuna Utara yang termasuk wilayah Filipina, Vietnam dan Malaysia.

Baca Juga:
Dukung Prancis Jadi Anggota ADMM, Presiden Macron Ucapkan Terima Kasih ke Menhan Prabowo

Aksi China yang agresif sukses membuat beberapa negara geram. Bahkan Australia, Amerika dan Prancis kini bersekutu ingin melemahkan China.

Baru-baru ini Prancis mengirim kapal selam nuklir untuk berpatroli di Laut Natuna Utara saat ketegangan di wilayah tersebut memuncak.

Baca Juga:
Perkuat Pertahanan, Indonesia Segera Miliki Pesawat Tempur dan Angkut dari Prancis

Melansir laman Express, SNA Emeraude didampingi kapal pendukung BSAM Seine dalam sebuah langkah kemungkinan akan membuat Beijing geram.

Bahkan hal tersebut dirasa bisa merusak hubungan antara China dengan Prancis.

Pengerahan kapal selam nuklir tersebut dikonfirmasi Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly pada Senin, 8 Februari 2021 dalam sebuah cuitan di Twitter.

 

Mission Marianne : depuis septembre, un sous-marin nucléaire d'attaque (SNA Émeraude) ainsi qu'un bâtiment de soutien (BSAM Seine) ont navigué jusqu'à 15 000 km des côtes métropolitaines dans l’océan Indien et le Pacifique. pic.twitter.com/ojRN51BUYI— Florence Parly (@florence_parly) February 8,2021

Patroli luar biasa ini baru saja menyelesaikan satu bagian di Laut Natuna Utara” ujar Parly, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter.

Bukti-bukti mencolok dari kapasitas Angkatan Laut Prancis kami untuk ditempatkan jauh dan untuk waktu yang lama bersama dengan mitra strategis Australia, Amerika, dan Jepang,” katanya menambahkan.

Dalam unggahannya, Parly juga menyertakan foto kedua kapal selam yang kini ditugaskan di Laut Natuna Utara.

Laut Natuna Utara adalah jalur pelayaran utama untuk pedagangan global dan tentunya kaya akan ikan serta sumber energi potensial.

Para ahli percaya bahwa dasar laut di perairan tersebut mengandung minyak senilai 11 miliar barel dan 190 triliun kaki kubik gas alam.

Bagi China yang disebut haus akan sumber daya alam, mereka akan secara agresif berusaha untuk menegaskan klaimnya atas endapan hidrokarbon ini.

Sementara itu China telah mengklaim bahwa seluruh jalur air mulai dari Filipina, Malaysia dan Taiwan adalah miliknya.

Klaim tersebut telah ditolak Pengadilan Arbitase Internasional pada 2016 lalu.

Aksi Prancis yang semakin agresif itu didasarkan pada upaya untuk menegakkan hukum internasional yang berlaku.

Prancis memiliki zona ekonomi eksklusif di Pasifik dan bertekad untuk mempertahankannya.

Mengapa ada misi seperti itu? Untuk memperkaya pengetahuan kami tentang bidang ini dan menegaskan bahwa hukum internasional adalah satu-satunya aturan yang sah, di mana pun laut tempat kami berlayar,” ujar Parly. (lia/sumber:pikiranrakyat.com)