Pasokan BBM Dijatah, Operasional Kapal LCT Katurei Hanya Seminggu Dua Kali

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 17/Feb/2021 09:34 WIB
Kapal LCT Katurei (Istimewa) Kapal LCT Katurei (Istimewa)

SIKAKAP (BeritaTrans.com) - Keterbatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) kapal penyeberangan LCT Teluk Katurei yang biasanya melayani penyeberangan di Pulau Pagai Utara ke Pulau Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai setiap hari, sejak akhir Januari 2021 hanya beroperasi dua kali seminggu yakni Senin dan Rabu. 

"Sesuai informasi yang berkembang semua kapal milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai dikelola Perusahaan Daerah baik itu kapal antar maupun kapal penyeberangan LCT pulau Teluk Katurei, tapi sampai sekarang kami belum tahu siapa yang dikelola kapal milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, kenapa LCT Teluk Katurei hanya beroperasi dua Kali dalam seminggu yakni Senin dan Rabu itu karena keterbatasan BBM, untuk satu kali perjalanan dua mesin LC Teluk Katurei yang menghabiskan sekitar 90 liter minyak itu masuk mesin lampu, mesin LCT Teluk Katurei menggunakan BBM jenis solar, untuk satu kali penyeberangan dari Pulau Pagai Utara ke Pulau Pagai Selatan menghabiskan waktu sekitar 45 menit, "kata Zulkifli Matondang, Kapten LCT Teluk Katurei, Selasa (16/2/2021). 

Baca Juga:
Ditjen Hubla Segera Perbarui Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Tarakan

Zulkifli Matondang menyebutkan, kerena akan dikelola oleh Perusda Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak lagi menganggarkan BBM untuk LCT Teluk Katurei. 

"Dalam satu hari LCT Teluk Katurei melayani dua kali pagi dan sore, pagi pukul 6.30 WIB dan sore pukul 17.00 WIB, kalau keadaan kapal tidak ada masalah termasuk Anak Buah Kapal (ABK), kami sebagai ABK LCT Teluk Katurei berharap sekali masalah kepengelolaan kapal milik Pemerintah Mentawai terutama sekali LCT Teluk Katurei ada penjelasannya, tanggapan masyarakat tidak bertanya-tanya lagi kapan LCT Teluk Katurei kembali normal, "katanya. 

Baca Juga:
Rehabilitasi Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida Dianggarkan Tahun 2025

Victor, Camat Kecamatan Sikakap berharap ada kejelasan soal operasional LCT Katurei termasuk pengelolanya.  

“Kalau memang dikelola oleh Perusda, harus jelas uraian pelayanan penyeberangan masyarakat di Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan tidak terkendala,” katanya. 

Baca Juga:
Dukung Kelancaran Selama Angleb, ASDP Bebaskan Pas Masuk Penumpang dan Sepeda Motor di Pelabuhan Jangkar

Menurut Victor, terkendalanya pelayanan penyeberangan berpengaruh juga pelajar yang berangkat berangkat ke sekolah menggunakan LCT Teluk Katurei, sekarang mereka sudah udah harus naik boat dan membayar Rp2.000 per orang.  

“Itu dengan risiko tinggi, kalau dibandingkan naik LCT Teluk Katurei,” katanya menambahkan. 

Selain pelajar, warga yang memberaiang membawa hasil pertanian ke Pasar Masabuk di Sikakap juga harus menyesuaikan jadwal panen dengan jadwal kapal.  

"Sesuai informasi masalah LCT Teluk Katurei BBM karena BBM terbatas maka operasi kapal LCT Teluk Katurei hanya dua kali seminggu," tuturnya. 

Sementara itu, para pelajar bertingkat LCT Teluk Katurei kembali rutin melayani penyeberangan di Teluk Sikakap, teluk yang salah satu pulau Pagai Utara dengan Pulau Pagai Selatan. 

Jerli Samungilailai, siswa SMAN 1 PUS, mengatakan saat ini udah harus naik boat bila pergi ke sekolah dan pulang sekolah karena tinggal di Pagai Utara sementara sekolahnya di SMAN 1 PUS yang berlokasi di Pagai Selatan.  

“Kalau naik boat bayar Rp2.000 tapi kalau naik LCT Katurei bisa gratis,” katanya. 

Hal senada juga dikatakan Marson Tarigan, pelajar SMAN 1 PUS.  

“Saya tinggal di Dusun Pasibuat, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap, sebelum naik boat saya udah harus berjalan kaki sekitar satu jam baru sampai ke terminal boat, kalau jarak rumah saya dengan pelabuhan Kapal LCT Teluk Katurei berjalan kaki sekitar 30 menit saja,” katanya.(fhm/sumber:mentawaikitacom)