Hasil Jual Tanah ke Pertamina, Pria Ini Beli Xpander meski Tak Bisa Nyetir

  • Oleh : Bondan

Jum'at, 19/Feb/2021 07:05 WIB
Wantono mendapat Rp 24 miliar setelah jual tanah 4,2 hektare. Ia pun membeli Mitsubishi Xpander meski tak bisa mengemudi. Foto: Kompas.com Wantono mendapat Rp 24 miliar setelah jual tanah 4,2 hektare. Ia pun membeli Mitsubishi Xpander meski tak bisa mengemudi. Foto: Kompas.com

TUBAN (BeritaTrans.com) - Wantono (40) mendadak menjadi miliarder setelah tanahnya di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu,  Tuban, seluas 4,2 hektar dibeli Pertamina Rp 24 miliar.

Uang hasil membeli tanah itu ia belikan mobil Mitsubishi  Xpander. 

Baca Juga:
Masa Libur Sekolah, Pertamina Regional JBB Gelar Khitanan Massal

Wantono mengatakan, dirinya memang tidak bisa nyetir sebelum membeli mobil tersebut.

Sehari-hari ia hanya mengendarai traktor untuk ke sawah.

Baca Juga:
Dirut Jasa Raharja Masuk Jajaran Dua Terbaik Risk Professional of the Year di Ajang ASEAN Risk Award 2023

Namun, setelah beli mobil, ia kemudian diajari temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi.

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," ujar Wantono, saat ditemui di rumahnya, seperti dilansir dari Tribunjatim.com, Kamis (18/2/2021).

Baca Juga:
Tingkatkan Kesehatan Balita, Integrated Terminal Jakarta Raih Penghargaan Padmamitra Award

Wantono mengaku, tak butuh waktu lama untuk belajar mengemudi mobil.

Meski sudah bisa mengemudi, tapi dia belum berani membawa mobilnya ke kota.

"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota. Saya hanya beli satu mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," ujar dia.

Sementara itu, Matrawi (55), warga sekitar, juga menyatakan hal sama.

Dia membeli dua mobil setelah menjual tanahnya setengah hektar dan mendapat Rp 3 miliar dari Pertamina.

Sebelum membeli, ia juga tidak bisa mengemudikan mobil. Setelah beli mobil Toyota Rush dan pikap, ia baru belajar.

"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," tutup Matrawi.

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600.000-Rp 800.000 per meter, menyesuaikan lokasi.

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar, KLHK 328 hektar, dan Perhutani 109 hektar.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar dollar AS atau setara Rp 225 triliun itu rencananya beroperasi pada 2026.

Kilang GRR ditargetkan mampu memproduksi 300.000 barrel per hari. (Kompas.com)