Karier Paripurna Pak Jojo, dari Staf hingga Pejabat Eselon I Kemenhub

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 23/Feb/2021 17:17 WIB


AKRAB dipanggil dengan sebutan 'Pak Jojo.' Sosoknya dekat dengan jurnalis peliput di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namanya terbilang harum di kalangan orang-orang, yang pernah dipimpinnya.

Sebut nama 'Pak Jojo' ke reporter, yang pernah ngepos di Kemenhub, dijamin 1.000 persen akan mendapat dua jenis komentar: Bagus atau bagus sekali.

Dua golongan komentar itu dimaknai bahwa sosok ini selaku pejabat selalu mudah dihubungi, gampang menjadi narasumber dan tak jarang memberi informasi tentang hal-hal positif dalam konteks Kemenhub.

Selaku wartawan, saya mengenal beliau sejak sosok bernama lengkap Sugihardjo ini masih sebagai staf di Ditjen Perhubungan Darat, yang kantornya di Jalan Sudirman 77, Jakarta Selatan.

Insinyur ini menjadi teman diskusi, yang asyik,  kadang diselingi dengan humor segar. Dia juga mau menemani wartawan hingga larut malam untuk berdiskusi.

Satu hari usai Isya, saya selaku wartawan Pos Kota, pernah bersama dia meninjau Terminal Pulogadung.

Hingga Terminal DAMRI, Kemayoran, ia begitu teliti memonitor serta mencatat berbagai perkembangan menyangkut angkutan Lebaran. Detil. Dari jumlah bus hingga penumpang.

Di Kemayoran ketika hari akan berganti, kami menyempatkan makan ketan susu dan teh tubruk walau sebenarnya perut masih kenyang karena baru beberapa jam berbuka puasa.

Sosok satu ini memang tidak hanya dekat dengan wartawan peliput di Kemenhub. Tetapi juga dekat dengan bawahannya. Dia selalu cerdas dalam mempraktikkan ajaran Ki Hadjar Dewantoro: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Praktik kepemimpinan itu diimplementasikannya ketika menjabat eselon IV hingga eselon I. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas dan Angkuran Ditjen Perhubungan Darat, Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Staf Ahli Menteri Perhubungan, Sekjen Kementerian Perhubungan, Kepala Badan Litbang Perhubungan, dan Kepala BPSDM Perhubungan.

Ketika menjadi Sekjen, dia bahkan pernah tiga kali melayani Menteri Perhubungan, termasuk Ignasius Jonan dan Budi Karya Sumadi.

Pak Jojo permah dinyatakan oleh Menteri Perhubungan EE Mangindaan sebagai calon Dirjen Perhubungan Darat. Kepada BeritaTrans.com, menteri menegaskan Pak Jojo tinggal dilantik saja. Namun takdir menentukan lain dan memberikan posisi lain kepada Sugihardjo. Dia malah menjadi Sekjen. Rezeki anak soleh memang nggak ke mana, kata anak Kemayoran.

Penggemar duren ini tidak hanya mengikuti alur kariernya, tetapi juga membangun orang-orang, yang dipimpinnya untuk menjadi pemimpin baru  Banyak nama pejabat Kemenhub, yang tergolong mendapatkan tempaan dari Pak Jojo.

Jadi di luar kecerdasan dan profesionalitasnya, dia diam-diam melaksanakan manajemen dan skill kepemimpinan yang brilian, yakni menyiapkan pemimpin baru 

Pria kelahiran Cirebon, 24 Februari 1961, tersebut juga memberikan pemikiran dan ide-ide cemerlang dalam konteks meningkatkan kinerja transportasi serta SDM, yang melaksanakannya.

Paling anyar, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, sekolah di lingkungan BPSDM Perhubungan, dan Pak Jojo menjadi kepalanya, meraih surat keputusan dari Kemendikbud. Sekolah pelayaran itu diizinkan membuka program magister terapan.

Penyerahan SK itu hanya satu hari jelang Sugihardjo dilantik sebagai Widyaiswara oleh Menteri Perhubungan. Dengen pelantikan itu maka secara formal, Pak Jojo mengakhiri tugas sebagai kepala BPSDM Perhubungan. Juga mengakhiri tugas sebagai pejabat struktural Kemenhub.

"Saya berterima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya, yang luar biasa membimbing saya. Juga berterima kasih kepada seluruh kolega, staf, pegawai dan dan teman-teman wartawan atas kerja sama selama ini," tuturnya, Selasa (23/2/2021).

Ketika ditanya tentang konsep, yang diimpelentasikannya dalam membangun karier, Pak Jojo mengemukakan seperti mengikuti air mengalir. Paralel dalam sikap itu, terus meningkatkan skill dan kompetensi.

Tentang konsep melahirkan pemimpin? "Hidup ini harus bermanfaat untuk orang banyak. Kita harus ikut menjadi penyebar rahmat untuk semua orang. Dalam konteks organisasi, kita harus siapkan pemimpin-pemimpin baru agar organisasi dapat berjalan dengan lebih baik. Itu legacy kita," pungkasnya.

Selamat bertugas di tempat baru, Pak Jojo!

(Gus Awe).