Hadapi Cuaca Ekstrem, MRT Jakarta Buat Inovasi Mitigasi Bencana

  • Oleh : Bondan

Jum'at, 26/Feb/2021 11:50 WIB
MRT beroperasi normal saat Jakarta diguyur hujan lebat, Sabtu, 20 Februari 2021. Foto: Beritasatu.id MRT beroperasi normal saat Jakarta diguyur hujan lebat, Sabtu, 20 Februari 2021. Foto: Beritasatu.id

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda), Muhammad Effendi mengatakan pihaknya telah membuat inovasi mitigasi bencana menghadapi cuaca ekstrem. Di stasiun bawah tanah, kata Effendi terdapat pompa air dan area pintu masuk (entrance) stasiun juga sudah dibuat limpasan air.

“Pompa air yang ada di dalam stasiun bekerja dengan baik. dan di area pintu masuk stasiun juga tim kita bekerja dengan baik membuat limpasan air yang ada akibat hujan deras dan posisi entrance yang lebih rendah dari jalan,” ujar Effendi dalam keterangannya, Kamis (25/2/2021).

Baca Juga:
Penandatanganan Paket Kontrak 205 MRT Jakarta Disaksikan Menhub

Tim MRT Jakarta, kata Effendi, telah membuat beberapa saluran water trap atau drainase untuk mengalirkan limpasan air dari gedung atau jalan raya ke drainase kota.

“Sejak Januari 2020, kami juga menggunakan pompa air khusus jenis submersible pump yang kami pasang di area entrance khususnya di Stasiun Setiabudi Astra dan Istora Mandiri karena beberapa letak pintu masuknya yang lebih rendah dari jalan,” ungkap dia.

Baca Juga:
Hujan Angin di Stasiun Tegalluar Sebabkan Cipratan Air Masuk ke Pintu Kereta Whoosh saat Penumpang Naik

Pompa ini, kata Effendi, akan mengalirkan air genangan di sekitar entrance ke drainase kota. Lebih jauh lagi, di area pedestrian Stasiun Setiabudi Astra dengan potensi genangan, telah disiapkan tujuh titik sumur resapan.

“Pembangunan MRT Jakarta telah memasukkan mitigasi bencana seperti banjir sejak dalam tahap perencanaan. PT MRT Jakarta menggunakan data analisis banjir dan laporan hidrologi hingga 200 tahun ke belakang saat melakukan desain,” ungkap dia.

Baca Juga:
Banjir Semarang, 3.271 Penumpang Kereta Api Batal Berangkat

Selain itu, lanjut Effendi, posisi pintu masuk (entrance) stasiun bawah tanah berada di ketinggian sampai dengan 1,5 meter dari permukaan tanah berdasarkan data banjir di Jakarta. Setiap stasiun bawah tanah juga telah dilengkapi dengan pompa air dan di setiap pintu masuknya telah dipasang flood barrier. Sejumlah sensor level air juga ditempatkan di Kali Krukut dan terhubungkan dengan Pusat Kendali Operasi (OCC).

“Selain kesiapan peralatan dan infrastruktur, setiap personel MRT Jakarta terkait seperti di stasiun telah mendapatkan pelatihan dan melaksanakan simulasi rutin terkait evakuasi bencana, termasuk banjir, terutama saat kejadian bencana terjadi pada jam operasional MRT Jakarta,” pungkas Effendi. (Beritasatu.com)