Cerita Sopir ALS: Ban Belakang Bus Lepas Kena Rumah

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 27/Feb/2021 15:35 WIB
Hendro pengendara bus ALS jurusan Jakarta-Medan. Hendro pengendara bus ALS jurusan Jakarta-Medan.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Bus telah dipersiapkan ketika sebelum jalan, namun di perjalanan ada saja kejadian yang tidak diinginkan terjadi, terkadang juga berbahaya. 

Kajadian ban bus terlepas dan mengelinding sendiri pernah dialami oleh pengemudi bus antarkota antarpropinsi ini. Hal itu sangatlah membahayakan penumpang di dalam bus maupun warga sekitar saat kejadian,.  

Baca Juga:
DAMRI Sukses Antarkan 290 Ribu Jemaah Haji Tahun 2024

"Aku pernah kejadian lepas ban bang. Ngantam (menyeruduk) rumah orang ban belakangnya, sampai jebol dinding," kata Suhendro sopir bus PO ALS, di Poolnya di Bekasi, Sabtu (27/2/2021). 

Diceritakan Hendro, saat itu bearing laher as roda belakang busnya pecah dan mengakibatkan ban gandeng di belakang sebelah kirinya terlepas dan mengenai dinding depan satu rumah warga hancur. 

Baca Juga:
DAMRI Tingkatkan Layanan Perintis di Surabaya Demi Kembangkan Wilayah 3TP

"Pecah lahar(bearing) bang, keluar ban gandengnya. Sebelah kiri dulu aku kejadian," katanya. 

Hendro mengungkapkan, saat kejadian jantungnya juga berdegup kencang, lantaran takut bus hilang kendali dan terbalik. Beruntung tidak ada korban dalam kejadian tersebut. 

Baca Juga:
Melalui Konektivitas Antarmoda, Kemenhub Dorong Pariwisata Banyuwangi

"Kenaknya(lokasi kejadian) di palembang dulu aku bang, daerah Betung," kata warga Desa Kota Galuh, Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatera ini. 

Bangunan yang hancur akibat ban lepas tersebut, harus diganti rugi. Dikatakan Hendro saat itu harus membayar uang sebesar Rp30 juta. Namun, itu semua bukan ditanggung olehnya, tapi dari bos perusahaan dan beberapa pihak yang membantu seperti rumah makan dan perwakilan. 

"Itu rumahnya direhap(diperbaiki) jadi kayak awal, terus apa perabotan yang rusak baru kita ganti," ceritanya. 

Meski sudah musibah, ban lepas itupun ditahan oleh warga dan baru dilepas ketika polisi datang. 

"Bannya lepas sekitar kejadian jam lima(sore), ditahan lagi sama orang-orang situ. Jam 12(malam) baru selesai, jalan lagi," katanya. 

Diungkapkan Hendro bus saat itu tetap melanjutkan perjalanan setelah proses perbaikan selesai di lakukan di lokasi kejadian itu juga. 

Kejadian itu diungkapkannya, sudah terjadi beberapa tahun lalu tepatnya di tahun 2019 dan dia membawa bus mengarah ke Medan. 

"Kejadian tiba-tiba, mobil udah goyang aja, bannya jalan di depan bus sudah," bebernya. 

Diungkapkan Hendro, bearing yang oecah tersebut adalah masih baru dan baru jalan satu trip saat kejadian tersebut. Dia menduga barang tersebut ialah laker palsu. 

Kejadian bus mogok atau hal tidak dinginkan lainnya memang kerap terjadi dan tidak pernah diduga. 

Bus ALS yang saat ini Hendro kendarai dan bukan bus saat kejadian lepas ban.

Bapak satu anak ini mengungkapkan, dirinya dan kru selalu mengecek untuk mempersiapkan busnya sebelum melakukan perjalanan, yang terbilang cukup jauh, selama tiga hari empat malam dari Medan ke Jakarta. 

"Makanya pas di gudang, lagi di bengkel diusakan mobil siap, capek-capeklah di situ(memperbaiki bus), yang penting di jalan jangan ada kendala," kata Hendro. 

Semua kontrol itu dilakukan oleh kru bus dan melapor ke bagian pihak yang memegang atas perbaikan, misalnya bagian mekanik. 

Jika ada kerusakan diakuinya memang perbaikan dilakukan oleh mekanik dari perusahaan. Namun, dia mengkhawatirkan jika lebih lama di jalan, uangnya atau pemasukan akan habis karena tidak menarik penumpang. 

"Kalau bus ini, yang sakitkan(lelah) kalo rusak di jalan, cuma jagain mobil aja di jalan," kata Hendro. 

Hendro, juga bukan merupakan kru baru di bus ALS, dia kerap berganti-ganti PO di pulau jawa sebelum akhirnya kini dia bergabung dengan PO ALS jurusan Medan.(fahmi)