Presiden Resmikan Pengoperasian KRL Yogya-Solo

  • Oleh : Naomy

Senin, 01/Mar/2021 13:45 WIB
Presiden Joko Widodo saa meresmikan KRL Yogya-Solo Presiden Joko Widodo saa meresmikan KRL Yogya-Solo

YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) - Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian layanan Kereta Rel Listrik (KRL) Yogya-Solo di Stasiun Tugu, Yogyakarta, Senin (1/3/2021). 

Baca Juga:
Jadwal LRT Jabodebek Hari Ini Kamis 25 April, Tarif Promo Terjauh Berlaku di Jam Berikut!

Presiden didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencoba langsung layanan KRL dari Stasiun Tugu, Yogyakarta sampai Stasiun Klaten.

Turut hadir bersama Presiden sejumlah Menteri Kabinet, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Hamengku Buwono X, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo.

Baca Juga:
Kereta Api Suite Class Compartment dan Luxury Laris Manis saat Angkutan Lebaran 2024

“KRL ini adalah sebuah transportasi massal yang ramah lingkungan, dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan dari sisi biaya operasi lebih murah dibandingkan KRD Prameks. Ini sebuah efisiensi yang bagus sekali. Saya berharap ini bisa membantu mobilisasi masyarakat di Yogya-Solo dan bisa meningkatan pariwisata dan ekonomi kita,” urai Presiden.

Presiden menginginkan, ke depannya, baik transportasi massal maupun pribadi, semuanya berkonsep ramah lingkungan dengan angkutan atau kendaraan berbasis listrik.

Baca Juga:
Whoosh Angkut Lebih dari 200 Ribu Penumpang di Angkutan Lebaran Perdana 2024

Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan elektrifikasi jalur Kereta Api Yogya–Solo ini sejalan dengan program Presiden yang selalu menekankan untuk mengedepankan konektivitas, integrasi antarmoda, dan modernisasi pada seluruh aspek transportasi di Indonesia.

“KRL Yogya-Solo merupakan KRL pertama yang beroperasi di luar Jabodetabek. Ke depannya KRL seperti ini akan dikembangkan di kota-kota lainnya,” ujar Menhub.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Hamengku Buwono X menanbahkan, kehadiran KRL Yogya-Solo ini sangat penting bagi mobilitas masyarakat kedua kota itu.

“Para penumpang yang bekerja dan sekolah di Yogya-Solo demikian besar sehingga keberadaan KRL ini sangat penting untuk mereka yang mondar-mandir. Semoga KRL menjadi pilihan yang baik bagi masyarakat dan harapannya dapat selalu tepat waktu,” tutur Gubernur DIY.

KRL Yogya-Solo memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan Kereta Rel Diesel (KRD) Prameks, diantaranya yaitu waktu tempuh perjalanan KRL Yogya-Solo yaitu rata-rata 68 menit, atau lebih cepat dibandingkan Kereta Rel Diesel (KRD) Prameks dengan waktu tempuh rata-rata 75 menit. 

Walaupun lebih cepat, tarif KRL masih sama seperti sebelumnya yaitu sebesar Rp 8.000 (flat untuk semua rute). Tarif tersebut telah mendapatkan subsidi dari Pemerintah melalui skema Public Service Obligation (PSO). 

Dalam satu hari, KRL Yogya-Solo dapat melayani 20 perjalanan KRL yang melintasi 11 stasiun yaitu : Stasiun Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo, Stasiun Brambanan, Stasiun Srowot, Stasiun Klaten, Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu, Stasiun Gawok, Stasiun Purwosari, dan berakhir di Stasiun Solo Balapan.

Pembangunan Elektrifikasi lintas Yogya-Solo sepanjang 62 km dimulai tahun 2019 dan saat ini telah diselesaikan. Sebelum beroperasi, KRL Yogya-Solo telah melewati serangkaian pengujian dan safety assessment terhadap sarana dan prasarananya. 

Kemudian pada 20 Januari s.d. 7 Februari 2021, telah dilakukan uji coba dengan penumpang terbatas. Selanjutnya pada 10 Februari 2021, KRL Yogya-Solo mulai beroperasi perdana menggantikan layanan KA Prameks yang dialihkan pelayanannya ke lintas Yogya-Kutoarjo.

Sistem pembayaran KRL Yogya-Solo yang juga dioperatori oleh PT KCI ini sama dengan KRL Jabodetabek, yaitu menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), Commuterpay, uang elektronik bank dan bisa melalui aplikasi yang menyediakan fasilitas scan barcode.

Hadirnya KRL Yogya-Solo diharapkan meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan bertransportasi serta memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar, khususnya yang berada di Yogyakarta, Klaten, dan Solo. (omy)