Bandara Sultan Thaha Kembali Beroperasi Normal dan Tim KNKT Tiba untuk Investigasi Batik Air ID 6830

  • Oleh : Naomy

Minggu, 07/Mar/2021 15:40 WIB
Bandara Sultan Thaha (dok) Bandara Sultan Thaha (dok)

 

JAMBI (BeritaTrans.com) - Proses evakuasi pesawat Batik Air ID 6803 di landasan Bandara Sultan Thaha, Jambi berhasil rampung, Ahad (7/3/2021) pada pukul 06.35 WIB.

Baca Juga:
InJourney Bangga Bandara API dan AP II Raih Penghargaan Kelas Dunia: Bukti Komitmen Terus Fokus pada Pelayanan Pelanggan

Executive General Manager Bandara Sultan Thaha Indra Gunawan menyampaikan, saat ini pesawat sudah berada di tempat parkir pesawat (apron) untuk dapat dilakukan perbaikan lebih lanjut tanpa mengganggu aktifitas pergerakan di bandara.

"Ya, saat ini pesawat telah berada di apron dan akan dilakukan perbaikan lebih lanjut tanpa mengganggu operasi penerbangan yang lain di bandara" ujar Indra.

Baca Juga:
Angkasa Pura II Siapkan Skenario Keselamatan Paling Optimal di 20 Bandara di Periode Angleb

 Setelah proses pemindahan pesawat ini selesai dilakukan, kata dia, tim dari unit infrastruktur bandara dan unit safety risk & QC akan melakukan pembersihan dan pengecekan terhadap seluruh area landasan pacu.

Hal itu guna memastikan kembali bahwa landasan pacu siap digunakan dan aman untuk didarati kembali oleh pesawat udara.

Baca Juga:
Angkasa Pura II Optimistis Layani 5, 24 Juta Penumpang di Angleb 2023

Pada pukul 01.45 UTC (08.45 WIB) bandara dinyatakan kembali dibuka untuk operasional penerbangan ditandai dengan terbitnya NOTAM (Notice to Airman) nomor C0268/21 NOTAMC C0267/21 perihal *RUNWAY RESUMED NORMAL OPERATION*.

"Penerbangan pagi ini yang akan mendarat pertama kali adalah maskapai Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 126 dari Jakarta dan alhamdulillah telah mendarat dengan aman dan selamat di Bandara Sultan Thaha Jambi pada pukul 10.39 WIB," urainya.

Pada penerbangan tersebut juga terdapat tim investigasi dari Komite Nasiomal Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Tim akan melakukan investigasi untuk mencari penyebab terjadinya insiden dengan tujuan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi pada penerbangan di Indonesia," tutupnya. (omy)