Oleh : Naomy
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Perhubungan menunda Peresmian Bandar Udara Siau, Sulawesi Utara.
Baca Juga:
Masyarakat Sekitar Bandara, Yuk Waspada Kebakaran, Bisa Ganggu Penerbangan, Lho!
Sebelumnya dijadwalkan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo hari ini (18/3/2021).
Penundaan ini dikarenakan terjadinya force majeure berupa kerusakan beberapa bangunan bandara akibat cuaca ekstrem.
Baca Juga:
Ditjen Hubud Gelar Lomba Bandara Idaman 2023 dan Umumkan Pemenangnya
Di antaranya diakibatkan hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro 14-15 Februari 2021.
Akibat yang ditimbulkan cuaca ekstrem tersebut, Bandara Siau mengalami kerusakan di beberapa bagian bangunan, seperti atap terminal penumpang yang roboh dan berakibat pada kerusakan parah bagian plafon dan instalasi listrik di Gedung Terminal Bandara.
Baca Juga:
Kebakaran di Area Runway Bandara Tunggul Wulung Berhasil Dipadamkan
Cuaca ekstrem ini juga mengakibatkan dinding kaca alumunium gedung kantor pada sisi yang berhadapan dengan terminal roboh.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto mengatakan, meski Bandara Siau dibatalkan peresmiannya, namun tetap dapat beroperasi tanpa menunggu peresmian.
“Terkait dengan penundaan peresmian Bandara Siau, terjadi karena cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Sulawesi Utara, sehingga mengakibatkan kerusakan di bagian atap ruang tunggu. Namun, operasional bandara masih dapat berjalan,” jelasnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara, telah mengeluarkan laporan berupa peringatan dini cuaca buruk di wilayah Sulawesi Utara termasuk seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro pada 14-15 Maret 2021.
BMKG juga menyebutkan bahwa kerusakan Bandar Udara Siau ini karena terdapat pusat tekanan rendah, pertemuan masa udara (convergence) dan penurunan kecepatan angin signifikan yang menghasilkan awan-awan hujan yang aktif.
Selain itu disertai kelembaban udara yang relatif lebat. Hal ini membuat citra radar pada saat kejadian menunjukan adanya awan - awan konvektif (cumolonimbus) .
Sementara itu, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Naha Tahuna selaku penanggungjawab, telah melaporkan kejadian tersebut untuk selanjutnya dilakukan investigasi.
“Selanjutnya, kami akan melakukan audit investigasi dari kerusakan yang terjadi, sebelum memuat ulang instalasi bandara dan diresmikan,” kata Dirjen Novie.
Bandara Siau sendiri memiliki Runway sepanjang 1.325 x 30 m, Taxiway sepanjang 75 x 15 m, Apron seluas 70 x 60 m, dan gedung terminal seluas 600 m2. Bandara ini dapat didarati oleh pesawat sejenis ATR-72. (omy)