Halmahera Barat Kirim 29 Kontainer Kopra ke Surabaya

  • Oleh : Naomy

Selasa, 30/Mar/2021 13:24 WIB
Angkutan balik tol laut dari Halmahera Barat Angkutan balik tol laut dari Halmahera Barat

MALUKU (BeritaTrans.com) - Pelabuhan Matui Jailolo, Halmahera Barat, Maluku merupakan salah satu pelabuhan dengan muatan balik Tol Laut yang tidak pernah sepi. 

Terbaru kirim buatan balik terbesar kopra hingga 29 kontainer. Melengkapi total  angkutan 35 kontainer.

Baca Juga:
Dirjen Hubla Optimis Pembukaan Alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Tercapai Sebelum Tenggat Inpres

Satu kontainer pala dan cengkeh, satu kontainer buah kelapa, satu kontainer arang, satu kontainer ikan, satu kontainer cumi, dan satu kontainer cumi campur ikan. 

"Pelabuhan Matui Jailolo resmi menjadi bagian dari trayek Tol Laut Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada awal tahun 2020," jelas Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Jailolo, B Wisnu Sentyaki di Maluku, Selasa (30/3/2021).

Baca Juga:
Lewat Bimtek Kepelabuhanan, Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama Maritim

Pelabuhan ini disinggahi KM Logistik Nusantara 3 dengan rute Surabaya-Makassar-Jailolo-Morotai dan kembali dengan rute Morotai langsung Surabaya.

Dia mengatakan keberadaan Tol Laut sangat terasa kehadiran dan manfaatnya bagi masyarakat dan pengusaha lokal. Terutama pelaku usaha yang memproduksi kopra.

Baca Juga:
Kemenhub Kerahkan Kapal Negara Dukung Proses Rede Transport di Pelabuhan Baai

“Paling banyak kopra. Kami juga sedang gencar sosialisasi terus ke masyarakat mengenai muatan balik selain kopra,” ungkapnya.

Antusiasme masyarakat dan pengusaha terhadap keberadaan Tol Laut kata dia cukup tinggi, sehingga muatan dari daerah tersebut selalu terisi.

Selain kopra, komoditi lain yang merupakan produk unggulan lokal adalah hasil perikanan. Terutama cumi yang merupakan salah satu ciri khas daerah sekitar Halmahera Barat.

Cumi segar yang berasal dari Jailolo juga sudah masuk ke dalam program prioritas Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Barat untuk dikirimkan ke Surabaya melalui Tol Laut.

Selain itu, Wisnu mengungkapkan, Tol Laut juga memberikan manfaat dari sisi penurunan disparitas harga, terutama untuk bahan baku industri.

“Pengusaha lokal sangat mendukung kegiatan program Tol Laut karena bahan baku dan lain-lain yang biasanya ambil dari Ternate dengan adanya Tol Laut belanja sudah tidak perlu ke Ternate lagi. Jadi tentunya lebih murah,” ujarnya.

Dia menambahkan, barang-barang yang dikirim dengan Tol Laut sangat laris dan diminati masyarakat sebab harganya yang jauh lebih murah. Dalam waktu kurang dari dua minggu, barang-barang tersebut biasanya sudah habis terjual.

"Sembako seperti beras, gula dan lain-lain itu selalu habis. Ada juga yang didrop atau dikirim ke Kecamatan Ibu, Jailolo Selatan dengan perjalanan kurang lebih perjalanan 90 menit," ujarnya.

Selain itu, bahan baku material juga cukup laris. Bahan bangunan seperti triplek, seng, besi cepat habis.

"Sudah langsung dibawa ke toko masing-masing," pungkasnya. (omy)