Oleh : Fahmi
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Yogyakarta-Solo terus meningkat.Setelah beroperasi hampir dua bulan, kenaikan jumlah penumpang mencapai 31,5 persen.
KRL Yogyakarta-Solo resmi beroperasi 10 Februari 2021. Semula KAI Commuter mengoperasikan 20 perjalanan tiap hari. Mulai 1 April 2021, KAI Commuter mengoperasikan 22 perjalanan di hari kerja dan 24 perjalanan di akhir pekan
Baca Juga:
Akses ke Stasiun Harjamukti Kian Mudah, Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat
Penambahan perjalanan juga berbanding lurus dengan pertumbuhan volume pengguna KRL. Rata-rata pengguna KRL Yogyakarta-Solo per harinya selama Februari 2021 sebanyak 4.809 orang. Sedangkan Maret 2021, rata-rata pengguna harian sebanyak 6.328 orang, atau naik 31,5 persen.
“Tren pengguna KRL Yogyakarta-Solo berbeda dengan pengguna KRL di wilayah Jabodetabek. Jika tren pengguna KRL Jabodetabek ramai di hari dan jam kerja, tren pengguna KRL Yogyakarta-Solo lebih ramai pada akhir pekan jika dibandingkan hari kerja,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, Sabtu (3/4/2021).
Baca Juga:
Semester I 2025, KAI Group Layani 240 Juta Pelanggan: Bukti Kepercayaan Publik Terus Tumbuh
Data Maret 2021 menunjukkan, rata-rata pengguna KRL Yogyakarta-Solo pada akhir pekan dan hari libur mencapai 8.382 pengguna. Sedangkan pada hari kerja rata-rata 5.488 pengguna. Jumlah tertinggi tercatat awal libur akhir pekan ini. Yakni Jumat 2 April 2021 yang mencapai 9.763 pengguna.
Naiknya jumlah penumpang tak lepas dari ketersediaan sarana dan prasarana perkeretaapian yang lebih mendukung. Kapasitas sarana KRL memungkinkan lebih banyak melayani pengguna dibandingkan kereta api (KA) Prameks yang sebelumnya melayani lintas tersebut.
Baca Juga:
KAI Daop 1 Jakarta Prihatin atas Aksi Pelemparan KA Sancaka: Penumpang Alami Luka di Wajah
Dengan empat kereta pada setiap rangkaian (stamformasi/SF 4), KRL pada masa normal dapat melayani 1.000 orang dalam satu kali perjalanan. Namun dalam masa pandemi Covid-19, kapasitas pengguna sebanyak 74 orang untuk setiap kereta. Pembatasan disiasati dengan mengoperasikan rangkaian KRL yang lebih panjang.
Yakni rangkaian yang terdiri dari delapan kereta (stamformasi/ SF 8). Jika pada awal operasional seluruh rangkaian yang beroperasi adalah SF 4, saat ini sudah dua dari tiga rangkaian yang setiap hari beroperasi menggunakan SF 8.
Dari sisi prasarana, pemberhentian di stasiun juga bertambah dibandingkan layanan KA Prameks. KRL Yogyakarta-Solo melayani 11 stasiun pemberhentian atau empat stasiun lebih banyak. Stasiun yang dibuka untuk layanan sejak KRL beroperasi adalah Stasiun Gawok, Stasiun Delanggu, Stasiun Ceper dan Stasiun Serowot.
Pertumbuhan pengguna KRL di empat stasiun juga bertambah. Rata-rata per hari pengguna KRL yang naik dari empat stasiun di bulan Maret sebesar 522 orang. Atau naik 49 persen dibanding bulan Februari 2021 sebanyak 350 orang per hari. (fahmi)