Hotel Karantina di Melbourne Kembali Terima Warga Australia yang Pulang dari Luar Negeri

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 08/Apr/2021 23:22 WIB
Sejauh ini enam hotel di Melbourne telah diizinkan beroperasi sesuai standar sistem karantina hotel Victoria.(ABC News: Daniel Fermer) Sejauh ini enam hotel di Melbourne telah diizinkan beroperasi sesuai standar sistem karantina hotel Victoria.(ABC News: Daniel Fermer)

Melbourne (BeritaTrans.com) - Program karantina hotel internasional Victoria resmi diberlakukan kembali hari Kamis (8/04), setelah empat pesawat pertama dari luar negeri mendarat di Melbourne.

Saat ini hanya warga Australia yang berstatus warga negara, penduduk tetap, atau mereka yang sudah memiliki pengecualian yang bisa mendarat di Melbourne.

Sebelas orang penumpang dari penerbangan pertama yang mendarat pada pukul 4:30 pagi dari Sri Lanka, telah diangkut bus menuju hotel karantina.

Sebanyak 106 orang penumpang lainnya dari Doha, Singapura, dan Dubai juga mendarat hari ini.

Penumpang dari Sri Lanka kemudian dijemput Skybus dan diantar ke hotel Intercontinental di pusat kota Melbourne.

Mereka disambut oleh petugas kesehatan yang sekujur tubuhnya dibalut APD, juga masker N95 dan pelindung wajah.

Health workers at Intercontinental hotel

Petugas kesehatan dan polisi mengenakan APD saat menunggu kedatangan penumpang pertama.(ABC News)

 

Area pejalan kaki ditutup dan para polisi, yang mengenakan masker bedah, pelindung mata dan sarung tangan, mengawasi area yang dilewati bus tersebut.

Menteri Kepolisian Danny Pearson, yang bertanggung jawab atas program karantina hotel Victorial, mengatakan Pemerintah Victoria sudah "siap" menerima kedatangan warga yang pulang dari luar negeri.

"Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menjalankan program tersebut. Emma Cassar dan tim di COVID-19 Quarantine Victoria, atau CQV, telah bekerja dengan sangat keras," ujarnya kepada ABC Radio Melbourne.

Ia mengatakan petugas kesehatan juga telah menerapkan perubahan pada sistem ventilasi hotel.

Sebelumnya sejumlah pengamat dan laporan media mempertanyakan sistem karantina hotel di Melbourne yang menyebabkan kemunculan wabah baru COVID-19 dan menular ke masyarakat.

"Kami sudah memeriksa setiap ruangan di hotel, setiap lantai dan memastikan agar tempat tersebut seaman mungkin," katanya.

Danny juga telah menekankan petugas karantina tidak diizinkan untuk bekerja di tempat lain, di tengah munculnya laporan jika hal itu masih terjadi.

Ia mengatakan kontrak dengan 'Healthcare Australia', badan yang menyediakan layanan tersebut, juga akan dibuat.

"Kami sudah sangat jelas ada eksklusivitas, kami tidak akan mengizinkan petugas karantina untuk bekerja di banyak tempat," katanya.

Penerbangan internasional ke Melbourne sempat "dihentikan sementara" di pertengahan Februari setelah kasus Covid-19 ditemukan berasal dari karantina hotel, khususnya dari Holiday Inn di Bandara Melbourne.

Saat ini, hotel tersebut dan hotel lainnya yang berlokasi di jantung pusat kota Melbourne, akan kembali menampung warga Australia yang pulang dari luar negeri.

Skybus on tarmac

Penumpang di dalam bus menuju hotel Intercontinental untuk dikarantina dua minggu.(ABC News)

 

Hotel yang dimaksudkan antara lain:

  • Holiday Inn di Bandara Melbourne
  • Intercontinental
  • Novotel Ibis Melbourne Central
  • Pan Pacific (bagi petugas bandara)
  • Holiday Inn di Flinders (hotel kesehatan)
  • Element Melbourne Richmond (perawatan intensif)

CQV mengatakan kedatangan internasional pertama di Victoria akan dibatasi untuk 800 penumpang di minggu pertama.

Jumlah ini akan ditingkatkan menjadi seribu, setelah lebih banyak hotel tempat karantina diizinkan beroperasi.

A sign saying Element by Westin with a modern multi-storey building in the background.

Hotel Element di sebuah daerah bernama Richmond di Melbourne akan digunakan bagi pelaku perjalanan yang membutuhkan perawatan intensif.(ABC News: Peter Drought)

 

Optimis atau khawatir?

Kepala kesehatan global di University of Melbourne, Nancy Baxter, mengatakan aturan baru yang diterapkan dalam program diperbaharui ini termasuk ketat, protektif, dan transparan.

"Semuanya ini sesuai dengan poin yang saya tekankan. Petugas telah divaksinasi, terlindungi APD yang layak, dan penyebaran aerosol kelihatannya diterima dan termitigasi," ujar Profesor Baxter.

"Saya rasa ini adalah mencoba keberuntungan ketiga kalinya, namun tentu saja keberuntungan itu harus diusahakan."

A man with his mouth open as he undergoes a swab test of his throat for coronavirus.

Petugas karantina hotel akan dites COVID-19 sesuai aturan yang telah diperbaharui.(ABC News: Daniel Fermer)

 

Profesor Baxter mengatakan masih ada ruang perbaikan dalam sistem ini, termasuk memastikan petugas hotel karantina telah mendapatkan dosis vaksin COVID-19 pertama mereka paling tidak dua minggu sebelum bekerja di hotel.

"Baik juga bila kita bisa tahu bahwa keluarga dan orang-orang yang tinggal dengan mereka juga telah divaksinasi, karena ini memberikan satu perlindungan lagi," katanya.

"Lebih banyak lapisan yang dipersiapkan, lebih banyak juga perlindungan untuk melindungi masyarakat."

Kepala pekerja pembersih dalam program tersebut, Kate Cole, mengatakan program yang diperbaharui ini telah sukses dalam memecahkan masalah sistem karantina hotel sebelumnya.

"Warga Victoria harus sangat percaya diri dengan skema diperbaharui ini, khususnya ketika mengetahui fokusnya adalah untuk mencegah penularan airborne," kata Kate.

"Penelitian pakar tentang ventilasi, pencegahan penularan airborne, seperti alat napas N95, tes kerekatan masker dan pelatihan, ini adalah langkah penting yang dapat mencegah penularan."

Kate mengatakan Victoria saat ini sedang menciptakan standar dan memimpin sistem karantina hotel Australia.

"Inilah yang seharusnya terjadi di semua negara bagian," katanya.

"Tanpa langkah-langkah seperti ini dalam karantina hotel, akan muncul masalah wabah lain."

A woman wearing a mask and gown stands in front of boxes of medical supplies.

Petugas karantina hotel harus melalui pelatihan pemakaian APD sebelum dapat bekerja di hotel yang menggunakan sistem baru.(ABC News: Daniel Fermer)

 

Apa yang dipelajari dari kesalahan sebelumnya?

Tahun lalu, gelombang kedua virus corona dipicu oleh penyebaran virus dari karantina hotel di komunitas akibat kelalaian petugas keamanan yang tidak menerima pelatihan cukup.

Program karantina hotel yang sistemnya telah diperbaharui kemudian dilanjutkan, namun penerbangan internasional ke Melbourne kembali dihentikan di bulan Februari.

Keputusan ini terpaksa diambil setelah seorang pelaku perjalanan yang sedang dikarantina di Holiday Inn bandara Melbourne menggunakan nebuliser, sebuah alat kesehatan yang mengubah obat cair menjadi uap.

Dipercayai uap yang keluar dari nebuliser, ditambah dengan perubahan tekanan udara ketika pintu hotel dibuka dan ditutup, menyebabkan penyebaran virus di dalam hotel.

Kasus tersebut antara lain adalah para petugas karantina hotel, orang lain yang tinggal di lantai hotel yang sama, dan kontak erat mereka.

 

Wabah tersebut menyebabkan Victoria menerapkan lima hari 'lockdown' pada 12 Februari untuk menghambat penyebaran virus strain Inggris yang terjadi di klaster Holiday Inn.

Pemerintah Victoria pernah mengatakan akan memulai kembali program karantina hotel ketika sudah ada kepastian bahwa seluruhnya sudah aman.

CQV mengatakan program karantina hotel kali ini sudah diperketat sesuai saran dari pakar terkait ventilasi.

Menurut CQV, hampir 5.000 dosis vaksin Pfizer juga telah diberikan kepada petugas karantina garda terdepan dan 46 persen di antaranya sudah menerima dosis kedua.

Sebanyak 2.823 petugas telah melalui tes pemakaian masker N95 dan mereka yang mendarat akan langsung dites COVID-19, kemudian diulang di hari keempat, ke-12 dan ke-14.

Proses masuk petugas yang memulai shift telah diperbaharui dengan menggunakan aplikasi QR baru, di samping dari 'screening' tambahan di Bandara Melbourne menggunakan alat pendeteksi aerosol.

Hal lain yang diterapkan bagi petugas karantina hotel antara lain:

  • Pelatihan pemakaian APD bagi semua petugas karantina
  • Tes COVID harian di tempat sebelum memulai jam kerja
  • Tes petugas sukarela di hari tidak bekerja dengan pembayaran insentif
  • 'Screening' petugas di titik pengecekan termasuk cek temperatur

sumber:abcnews