Balitbanghub Uji Operasional Seaplane dari Bali ke Gili Iyang

  • Oleh : Naomy

Selasa, 27/Apr/2021 10:09 WIB
Seaplane dari Bali ke Gili Iyang Seaplane dari Bali ke Gili Iyang

MADURA (BeritaTrans.com) – Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) uji operasional seaplane atau pesawat apung dengan rute Bali menuju Gili Iyang, Senin (26/4/2021). 

Baca Juga:
Baketrans Bareng Komisi V DPR Bahas Kesiapan Angleb 2023

Selain uji operasional pesawat apung, Balitbanghub juga merencanakan pembangunan bandara perairan sebagai tempat lepas landas (take off) dan pendaratan (landing) dari pesawat apung tersebut. 

Seperti diketahui, Seaplane atau pesawat apung merupakan pesawat udara yang dapat mendarat di bandara daratan (land aerodrome) serta bandara perairan (waterbase). 

Baca Juga:
Kepala Baketrans Beberkan Pentingnya Penegakan Hukum Bidang Pelayaran di FGD Gelaran KSOP Tg. Balai Karimun

"Seaplane yang diujikan dalam uji operasional ini adalah jenis Cessna Caravan Amfibi 208A yang saat ini beroperasi di Indonesia," jelas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Umar Aris.

Dikemudikan pilot Captain Yopi Priherda, pesawat ini merupakan pilihan yang sesuai untuk digunakan pada perairan di Indonesia. 

Baca Juga:
Yuk Isi Survey Baketrans Terkait Rencana Kamu Saat Libur Nataru Nanti

Hal ini berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan Balitbanghub terkait kedalaman perairan, ketinggian gelombang, serta kekuatan arus.

Pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi ini merupakan hasil kerja sama penelitian antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan (Balitbanghub) dengan Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP) Universitas Gajah Mada sejak tahun 2019.

“Kegiatan ini telah melalui serangkaian proses penelitan dan pengembangan yang memperhitungkan secara cermat berbagai aspek mulai dari aspek teknis dan keselamatan. Kami optimistis seaplane ini menjadi terobosan yang positif untuk turut memajukan pariwisata Indonesia, meningkatkan perekonomian juga layanan penghubung antarpulau,” urainya.

Gili Iyang menjadi lokasi pertama yang dipilih dalam uji operasi ini. Pulau ini terletak di sebelah timur Pulau Madura dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. 

Menurut Bupati Sumenep Achmad Fauzi , Gili Iyang menjadi salah satu lokasi yang potensial karena dikenal sebagai pulau dengan kadar oksigen tinggi yang menjadi daya tarik utama bagi wisawatan. 

“Selain melayani kebutuhan wisata, seaplane ini diharapkan dapat juga melayani kebutuhan masyarakat sebagai sarana transportasi. Dari hasil uji coba ini kami sangat menyambut baik dan akan mendukung sebaik mungkin untuk implementasi ke depannya,” ujar Achmad.

Pesawat apung umumnya digunakan sebagai sarana transportasi ke daerah terpencil yang tidak memiliki bandara didaratan tapi memiliki wilayah perairan yang cocok sebagai landasan. 

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara Capt. Novyanto Widadi menyatakan, pesawat apung juga dapat digunakan untuk kepentingan search and rescue (SAR) dan patrol laut. 

"Tapi, kini semakin banyak juga pesawat apung yang digunakan untuk transportasi wisata di wilayah perairan luas," ungkapnya. 

Sebagai negara kepulauan, dengan wisata pantai yang sangat banyak, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan sarana transportasi pesawat apung. Harapannya setelah pandemi ini berlalu, adanya seaplane dan bandar udara perairan di Gili Iyang bisa meningkatkan kemajuan wisata di sana.

Selain Gili Iyang, Kemenhub melalui Balitbanghub merencanakan pembuatan bandara perairan dan pengoperasian seaplane di daerah lainnya di Indonesia. 

Lokasi yang direncanakan meliputi Danau Toba-Sumatera Utara, Pulau Senua-Kepulauan Riau, Derawan Berau-Kalimantan Timur, Gili Trawangan di Lombok Utara (NTB), Labuan Bajo Manggarai Barat-Nusa Tenggara Timur (NTT), Bunaken Manado-Sulawesi Utara, Wakatobi-Sulawesi Tenggara, Pulau Widi Halmahera Selatan-Maluku Utara dan Raja Ampat-Papua Barat. (omy)