KRL Penuh Penumpang dari Stasiun Kranji ke Manggarai

  • Oleh : Fahmi

Jum'at, 14/Mei/2021 20:27 WIB
Rangkaian KRL dari Stasiun Kranji yang diberangkatkan Jumat (14/5/2021) pukul 19.34. Rangkaian KRL dari Stasiun Kranji yang diberangkatkan Jumat (14/5/2021) pukul 19.34.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Keberangkatan KRL dari Stasiun Kranji menuju stasiun Manggarai, Jumat (14/5/2021) malam ramai. Banyak penumpang KRL yang mengejar atau akan menaiki rangkaian terakhir untuk diberangkatkan. 

KAI Commuter sebagai operator KRL Commuter Line Jabodetabek melakukan pembatasan layanan KRL Jabodetabek pada 6-17 Mei 2021. KRL akan beroperasi hanya pada pukul 04.00-20.00 WIB. Pembatasan waktu layanan itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan RI No.13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah. 

Baca Juga:
Whoosh Angkut Lebih dari 200 Ribu Penumpang di Angkutan Lebaran Perdana 2024

Pantauan BeritaTrans.com, pada malam di Stasiun Kranji, masyarakat masih banyak memanfaatkan KRL sebagai moda transportasi paling efektif. 

Saat menaiki rangkaian yang datang dari arah Cikarang/Bekasi, rangkaian telah dipenuhi penumpang. Saat di Stasiun Kranji rangkaian kembali diisi oleh penumpangnya yang telah lama menunggu. 

Baca Juga:
Selama Angkutan Lebaran 2024, KAI Daop 5 Purwokerto Berangkatkan 393.829 Penumpang KA

"Saya jalan-jalan aja ni, bawa anak ke rumah pakdenya. Kasian kalau anak di rumah terus," ujar penumpang KRL, Nina di lokasi. 

Baca Juga:
PT KAI Divre I Sumut Angkut 187.584 Penumpang KA Selama Masa Angkutan Lebaran

Nina mengungkapkan KRL merupakan layanan paling tercepat dan termurah saat ini. Dia juga berharap layanan itu tetap tersedia dan lebih baik lagi pelayanannya. 

Saat rangkaian KRL berjalan, di setiap stasiun, penumpang terdapat ada yang turun dan juga ada yang naik. 

Terlihat saat di Stasiun Jatinegara, banyak penumpang yang turun untuk transit ke kereta, yang arah ke JakartaKota melalui Stasiun Pasar Senen atau naik KRL yang arah ke Bogor. 

KRL yang saat itu mengakhiri perjalanannya hanya sampai Stasiun Manggarai dan akan berhenti operasional sebagai rangkaian terakhir. 

KRL sebagai alat transportasi termurah dan tercepat saat ini menjadi pilihan masyarakat untuk mengantarkan ke tujuan mereka. Keramaian di Stasiun menjadi tidak terhindarkan karena lautan manusia masih bergantung pada layanan yang diberikan oleh KAI Commuter tersebut.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengkritik PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) tidak profesional dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Hal itu, terkait dengan penumpang KRL Jabodetabek yang tepantau masih berdesak-desakan.  

Kritik terhadap KCI tersebut, disampaikan Menhub saat blusukan ke Stasiun Manggarai pada hari kedua lebaran, Jumat (14/5/2021). Tinjauan ini adalah untuk memastikan penerapan prokes di Wilayah Aglomerasi apakah dijalankan dengan baik, terutama saat libur lebaran.  

Dalam kunjungan tersebut, Budi Karya menyampaikan beberapa masukan yang harus dibenahi PT KCI dalam mengelola transportasi KRL di wilayah aglomerasi.  

Salah satu masukan Menhub adalah penerapan prokes menjaga jarak, yang masih belum dijalankan secara maksimal. Pasalnya, Budi Karya menemukan masih ada penumpang yang beredesak-desakan. Tak hanya itu, ada beberapa kereta yang tidak dijaga oleh petugas. 

“Saya melihat pengelolaan dari KCI tidak profesional. Saya tahu ada beberapa penumpang (masih desak-desakan, Red). Lebih dari 70 orang per gerbong enggak ada (petugas, Red) yang jaga,” ujar Budi Karya, dalam kunjungannya ke Stasiun Manggarai, Jakarta, Jumat (14/5/2021). 

Menurut Menhub, dalam beberapa hari terakhir ada lebih dari 200.000 pergerakan yang menggunakan transportasi KRL Jabodetabek. Pada akhir pekan besok diperkirakan pergerakan akan mengalami peningkatan hingga mencapai 400.000 penumpang.  

Terkait dengan itu, Menhub meminta agar pengelolaan transportasi seperti kereta di wilayah aglomerasi bisa dikelola dengan baik. Sehingga pergerakan penumpang di kereta bisa terkontrol. 

“Saya minta KCI lebih profesional awasi pergerakan aglomerasi. Ini pelajaran mahal, banyak orang tak terkontrol,” kata Budi Karya. 

Dia juga meminta agar random check test antigen tetap dilakukan di stasiun atau titik keberangkatan. Pengecekan suhu tubuh juga harus dilakukan agar mereka yang memiliki gejalan tak diizinkan untuk berangkat. 

“Saya minta antigen di titik berangkat secata random dilakukan. Walaupun secara random dilakukan. Jadi ada gejala lakukan itu,” kata Budi Karya. (fahmi)