Tolak Refund, Maskapai Ryanair dan British Airways Dituntut

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 10/Jun/2021 22:08 WIB


Jakarta (BeritaTrans.com) - Maskapai penerbangan asal Inggris, Ryanair dan British Airways dapat dituntut karena menolak untuk melakukan refund/pengembalian uang atas penerbangan yang tidak dapat mereka ambil secara legal karena adanya lockdown virus corona.

Melansir dari CNN, Kamis (10/6/2021), saat ini Regulator Antimonopoli Inggris sedang menyelidiki kebenaran terkait permasalahan Ryanair dan British Airways tersebut.

Baca Juga:
Monitoring Angleb di Jawa Timur, 4 Moda Terjadi Lonjakan Penumpang

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (9/6), Otoritas Persaingan dan Pasar mengatakan bahwa maskapai penerbangan mungkin telah melanggar hukum hak konsumen dengan menolak pengembalian uang tunai pada penerbangan yang berlangsung selama periode lockdown/penguncian. Dalam banyak kasus, operator malah menawarkan voucher atau opsi untuk memesan ulang.

 

Baca Juga:
KPPU Ingatkan Agar Maskapai Tak Naikkan Harga Tiket Jelang Angleb

Regulator Antimonopoli Inggris mengatakan akan berusaha menyelesaikan permasalahan ini dengan Ryanair dan British Airways secara mufakat, sebelum menuntut maskapai tersebut dengan undang-undang perlindungan konsumen di pengadilan.

Meski demikian, pihak regulator mengatakan bahwa pada akhirnya hanya pengadilan yang dapat memutuskan apakah Ryanair dan British Airways telah melakukan pelanggaran pelanggaran.

Baca Juga:
Penerbangan Perintis Korwil Gorontalo Resmi Beroperasi Mulai Hari Ini

Di sisi lain, pihak maskapai Ryanair mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah membayar pengembalian uang. Selain itu mereka bahkan juga menawarkan opsi untuk mengatur ulang penerbangan konsumen tanpa membayar biaya perubahan.

"Sejak Juni 2020, semua pelanggan kami juga dapat memesan ulang penerbangan mereka tanpa membayar biaya perubahan dan jutaan pelanggan kami di Inggris telah memanfaatkan opsi ini," tambahnya.

Selain itu seorang juru bicara British Airways juga mengatakan bahwa maskapai tersebut telah bertindak sesuai hukum setiap saat.

"Kami telah mengeluarkan lebih dari 3 juta pengembalian uang dan membantu jutaan pelanggan kami mengubah tanggal atau tujuan perjalanan mereka," kata juru bicara tersebut.

"Sungguh luar biasa bahwa pemerintah berusaha untuk menghukum lebih lanjut sebuah industri yang sedang bertekuk lutut, setelah melarang maskapai penerbangan terbang yang berarti selama lebih dari setahun sekarang."

(lia/sumber:detik.com)