Oleh : Ahmad
Baca Juga:
Melihat Bengkel dan Perajin Kapal Kayu di Kawasan Pelabuhan Kali Baru
CILINCING (BeritaTrans.com) - Suara mesin gerinda dan palu serta panas terik tak membuat para perajin mengeluh bekerja sebagai pengrajin kapal kayu. Dengan penuh semangat dia terus memukul palu ke papan sambil mengukur panjang badan kapal.
Saat bekerja, Openg asal Indramayu ini ditemani rekannya, Sakim, untuk menyelesaikan reparasi kapal kayu yang masih dalam pembetulan.
Tepatnya lokasi berada di Drain Cakung, Cilincing, Jakarta Utara, berjejer pengrajin maupun tukang reparasi yang siap menerima pembuatan ataupun sekadar membetulkan kapal nelayan.
Openg menceritakan sejak usia 13 tahun telah menggeluti perajin atau reparasi kapal nelayan, mengikuti jejak orang tuanya dan memang sudah menjadi turun temurun di keluarganya.
"Saya dari umur 13 tahun ikut orangtua jadi perajin dan juga reparasi kapal, " ungkapnya. Dia juga mengatakan untuk reparasi kapal bisa selesai dalam waktu sebulan, tapi bila pembuatan baru memakan waktu bisa 2 bulan lamanya, tambahnya, ketika ditemui BeritaTrans.com dan aksi.id Kamis (24/6/2021).
Mereka berdua bekerja dibayar 100 ribu per harisebagai tenaga borongan, memulai pekerjaannya dari jam 07 pagi sampai jam 5 sore.
Kali ini mereka sedang mereparasi kapal kayu layanan ABK yang akan ke darat ataupun sebaliknya.
"Muatan kapal ini bisa mengangkut 20 orang, tidak boleh melebihi kapasitas angkut, dikhawatirkan untuk menjaga keselamatan, tutur Sakim," sambil mencongkel kayu yang sudah rapuh untuk diganti dengan yang baru.
Sementara itu Openg mengukur kayu dan memotong serta menghaluskan dengan menggerinda kayu tersebut.
Bila hujan turun mereka pun berhenti sejenak hingga hujan berhenti, "kalo lagi hujan ya kita ngaso dulu, kalo hujan diteruskan nanti malah kitanya sakit," tutup Sakim yang sudah menggeluti pekerjaan ini sejak tahun 1990.(ahmad)