Oleh : Redaksi
Jakarta (BeritaTrans.com) - Richard Branson mengayuh sepeda menuju stasiun peluncuran luar angkasa di New Mexico. Dengan setelan olahraga hitam, lengkap kacamata hitam, orang terkaya ke-589 di dunia itu dikawal dua unit mobil putih menuju perut pesawat luar angkasa VSS Unity.
Hari itu cukup cerah, Minggu (11/7), saat pengusaha Inggris tersebut terbang ke luar angkasa. Iya, Branson menjadi wisatawan luar angkasa, mendahului pendiri Amazon Jeff Bezos yang direncanakan berangkat dengan Blue Origin pada 20 Juli 2021 nanti.
Dalam video Instagram miliknya, Branson tampak menikmati perjalanan perdananya ke luar angkasa. Matanya berbinar. Senyum tak berhenti mengembang dari bibirnya. Dia membuktikan kepada dunia bahwa semua orang bisa menjadi astronaut tanpa sekolah astronaut.
"Untuk anak-anak kecil di bawah sana, saya pernah menjadi seorang anak kecil, melihat bintang. Sekarang, saya menjadi orang dewasa di pesawat luar angkasa melihat betapa indahnya bumi di bawah sana," ujarnya.
Ia pun menyemangati generasi muda untuk tidak takut bermimpi. "Kita bisa melakukannya (terbang ke luar angkasa), bayangkan saja dulu apa yang bisa kalian lakukan," lanjut taipan berusia 70 tahun dengan kekayaan US$5,4 miliar versi Forbes tersebut.
Dalam perjalanan ke luar angkasa selama 90 menit itu, Branson mendarat kembali ke bumi dengan selamat. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membuatnya mampu mewujudkan mimpi terbang ke luar angkasa.
Lalu seperti apa asal muasal Astronaut Richard Branson?
Baca Juga:
Virgin Atlantic Pilih Sendiri Nomor Registrasi Pesawatnya, Uniknya Selalu Dimulai Huruf `V`
Pengusaha Inggris Richard Branson menjadi astronaut komersial dalam penerbangan ke luar angkasa pada Minggu (11/7). (via REUTERS/VIRGIN GALACTIC).
Baca Juga:
Virgin Galactic Dilarang Mengangkasa Hingga Penyelidikan Usai
Sir Richard Charles Nicholas Branson adalah konglomerat kelahiran 18 Juli 1950. Ia dikenal sebagai konglomerat bisnis, investor, penulis, dan kini dengan titel barunya, astronaut komersial.
Ia lahir dari pasangan Eve Branson dan Edward James Branson. Sang ibu merupakan mantan penari balet yang beralih karir menjadi pramugari. Sedangkan sang ayah adalah seorang pengacara. Tidak ada darah bisnis dalam keluarga Branson.
Namun, ia menjadi pengusaha di usianya yang masih sangat muda, yakni 16 tahun. Ia mengawali bisnis dengan mempublikasikan majalah Student. Majalah itu ia gunakan untuk mengiklankan album-album musik terpopuler.
Saat menggeluti Student, Branson kecil sudah menghimpun kekayaan hingga 50 ribu poundsterling. Uang yang tidak sedikit. Tetapi, ia menyebut kesuksesan Student jauh dari bayangannya.
Branson memang punya ambisi besar. Ia menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Pada 1970, ia pun mendirikan bisnis rekaman musik lewat Virgin Records. Bukan tanpa tantangan, ketika Branson dibawa ke pengadilan karena dianggap mengemplang pajak.
Orangtuanya bahkan menggadaikan rumah mereka untuk membantu Branson membayar biaya perkara pengadilan, pajak dan denda hingga sebesar 70 ribu poundsterling.
Di usia terbilang muda, Branson melebarkan sayap bisnisnya. Ia menjelajah ke bisnis maskapai penerbangan Virgin Atlantic. Ia juga menjajal waralaba kereta api, privatisasi British Rail dengan mendirikan Virgin Rail Group pada 1997.
Pada 2004, ia mendirikan perusahaan penerbangan luar angkasa Virgin Galactic yang berbasis di Mojave Air dan Space Port di California, AS. Perusahaan ini cikal bakal bisnis wisata luar angkasa yang sedang digelutinya.
Karena kerja keras itu lah, Branson dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Istana Buckingham atas pelayanannya terhadap kewirausahaan. Ia juga masuk ke dalam Time 100 Most Influential People in the World.
Kegagalan Demi Kegagalan
Baca Juga:
Mengenal SpaceShipTwo, Pesawat Tur Antariksa Richard Branson
Richard Branson, orang terkaya ke-589 di dunia, berhasil terbang ke luar angkasa. Ia mewujudkan mimpinya setelah 50 tahun kerja keras menggeluti bisnis. (AP Photo/Andres Leighton)
Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/
Di mata dunia, Branson dikenal sebagai orang kaya dengan gurita bisnis di banyak sektor. Sebut saja, musik, maskapai penerbangan, kapal pesiar, kereta api, penerbitan majalah dan buku, hingga pesawat luar angkasa.
Di usianya yang tidak lagi muda, ia menikmati jerih payahnya dari rumah mewahnya di British Virgin Islands, Necker Island, yang dia beli seharga US$180 ribu pada 1978 silam.
Namun, siapa yang sangka ayah dari tiga anak itu kerap bangkit dari kegagalan-kegagalan bisnisnya. Ia pernah gagal dalam bisnis Virgin Cola, Virgin Cars, Virgin Publishing, Virgin Clothing, dan Virgin Brides.
Puncak kegagalannya saat pandemi covid-19 melanda dunia pada awal 2020. Ia terpaksa merumahkan 3.000 karyawannya, serta mengurangi jumlah armadanya menjadi 35 unit demi menyelamatkan Virgin Atlantic dari kebangkrutan.
"Selama lima dekade saya berkecimpung dalam bisnis, ini adalah waktu paling menantang yang pernah kami hadapi. Kerusakan pada banyak hal belum pernah terjadi sebelumnya dan lamanya gangguan tetap mengkhawatirkan dan tidak tahu kapan akan berakhir," imbuh Branson.
"Saya kira, rahasia untuk bangkit kembali bukan hanya untuk tidak takut akan kegagalan, tetapi untuk menggunakannya sebagai alat motivasi dan belajar. Tidak ada yang salah dengan membuat kesalahan selama Anda tidak membuat kesalahan yang sama berulang-ulang," tandasnya menasehati.
(lia/sumber:cnnindonesia.com)