Indonesia Punya Pusat Kendali Kereta di Purwokerto

  • Oleh : Taryani

Jum'at, 20/Agu/2021 18:04 WIB
Centralized Trafic Control (CTC) dibangun Kemenhub R.I di Purwokerto Centralized Trafic Control (CTC) dibangun Kemenhub R.I di Purwokerto

BANDUNG (BeritaTrans.com) – Pengujian CTC Purwokerto yang dibangun Kementerian Perhubungan berjalan dengan baik dan akan segera resmi beroperasi.

Uji coba CTC atau sistem pengendalian perkeretaapian terpusat tersebut meliputi empat stasiun di Lintas Purwokerto-Randegan dan enam stasiun di Lintas Kemranjen-Karang Anyar.

Centralized Trafic Control (CTC) Purwokerto dibangun untuk menjamin keselamatan dan efisiensi pengoperasian kereta yang dilakukan PT KAI dalam mengatur perjalanan kereta yang sejak dulu setiap stasiun dikendalikan oleh 1 operator.

Kini, kendali stasiun akan dilakukan secara remote di CTC. Satu operator di CTC nantinya akan dapat mengendalikan beberapa stasiun langsung.

Direktur Strategi Bisnis & Portofolio PT Len Industri (Persero) Linus Andor Mulana Sijabat menjelaskan bahwa pembangunan CTC didanai oleh negara melalui DJKA dan akan dijadikan prototype uji pengendalian secara remote.

Pembangunan CTC didanai oleh negara melalui DJKA dan akan dijadikan prototype uji pengendalian secara remote.

CTC yang biasanya menjadi hal lumrah untuk kereta urban seperti MRT dan LRT, kini kereta konvensional antar kota atau mainline akan dilakukan hal yang sama, ungkap Linus, Jumat (20/8/2021).

Peresmian CTC Purwokerto direncakan dalam waktu dekat oleh PT KAI secara simbolis dengan penarikan operator (PPKA) di beberapa stasiun yang sudah dilayani CTC.

Menyusul berikutnya akan segera diresmikan CTC Daop 6 Yogyakarta yang akan meremote seluruh operasional kereta di wilayah Yogyakarta.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Edi Nur Salam telah memantau langsung uji coba pengoperasian tersebut di Stasiun Purwokerto, tepatnya di CTC DAOP 5 Purwokerto pada Jumat lalu (13/08/2021).

Ia mengatakan bahwa tuntutan teknologi membuat CTC Purwokerto sangat dibutuhkan dalam menjamin keselamatan serta efisiensi, baik pada transportasi urban maupun lintas mainline (antar kota).

Saat ini seluruh SDM sedang dalam tahap sertifikasi melalui Dirjen Keselamatan Perkeretaapian, dengan harapan tenaga SDM akan lebih handal dalam pengoperasian peralatan CTC.

Linus menambahkan, teknologi yang tertanam pada CTC tersebut menggunakan user interface operator persinyalan yang dikembangkan PT Len Industri dan diimplementasikan pada CTC oleh anak perusahaannya, PT Len Railway Systems (LRS). 

Dari sisi keselamatan, teknologi aplikasi tersebut dapat menyimpan dan mengolah data dari semua data interlocking yang digunakan di Indonesia, sehingga memudahkan operator dalam pengendalian sistem secara keseluruhan.

Seluruh kegiatan operasi ini terekam dalam data logger, baik dalam penggunaan mode lokal di tiap stasiun maupun mode terpusat di CTC atau pusat kendali.

PT Len Industri (Persero) adalah BUMN yang sudah berpengalaman puluhan tahun di bidang persinyalan kereta.

Sedangkan PT LRS adalah anak perusahaannya yang khusus menangani sistem perkeretaapian. Didirikan tahun 2012, LRS kini menjadi market leader E&M (Elektronik & Mekanik) perkeretaapian di Indonesia, termasuk produk, engineering dan servis. (Taryani)