Kemenhub Sosialisasi Pentingnya Optimalisasi Konektivitas Tol Laut dan Multimoda di Papua

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 10/Sep/2021 15:10 WIB
Tol Laut di Papua Tol Laut di Papua

 

PAPUA (BeritaTrans.com) -  Sosialisasi program Tol Laut kepada masyarakat, Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui KSOP Jayapura bersama LPP RRI Jayapura menggelar Dialog Interaktif.

Baca Juga:
Sorry yee! Motor Listrik Dilarang Ikut Mudik Gratis Naik Kapal Laut, Simak Alasannya

Topiknya yakni Program Strategis Nasional Tol Laut Lintas Papua dan Multimoda Transportasi. 

Acara ini sekaligus menjawab beberapa pertanyaan yang ada seiring dengan meningkatnya pengguna Tol Laut oleh masyarakat khususnya dalam menyambut perhelatan Pekan Olaharaga Nasional (PON) XX 2021 di Papua.

Baca Juga:
Persiapan Angleb, Pelni Tingkatkan Fasilitas Kapal dan Dorong Pemudik Pesan Tiket di Aplikasi

Acara ini menghadirkan Keynote Speech Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antarlembaga Buyung Lalana dan beberapa Narasumber seperti Kepala Kantor KSOP Jayapura Taher Laitupa serta Akademisi UNCEN yang juga Ketua Forum Analisys Papua Strategic dan Tim Tol Laut, Laus DC Rumayom, dan Ketua Koperasi Masyarakat Papua Sejahtera dan Mitra Tol Laut Diben Elaby.  

Buyung mengungkapkan, program ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat yang belum mengerti dan memahami Tol Laut baik secara akademis maupun secara konseptual.

Baca Juga:
Pelni Pastikan 56 Kapal Layak Laut dan Operasi di Angleb 2024

"Dengan pelaksanaan praktis serta struktur penerapannya," ujarnya di Papua, Jumat (10/9/2021). 

Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOPJayapura, Willem Thobias Fofid menyebutkan, dalam beberapa kesempatan ada pemahaman masyarakat yang berpendapat/opini bahwa disparitas harga hanya bisa turun dengan subsidi PSO (Public Services Obligation) oleh Pemerintah.

Namun dilihat dalam tata Kelola dan pengertian Tol Laut dalam scope kecil adalah PSO, Tol Laut dalam scope besar sistem logistik, supply chain, pengelolaan kegiatan pelabuhan, port network, keterkaitan moda laut dengan moda lain. 

“Sosialisasi Tol Laut diperlukan suatu inovasi dan terobosan baru dengan konsep Dialog Interaktif ini agar semua kalangan masyarakat baik akademisi, stakeholders, dan operator bahkan masyarakat pengguna moda transportasi lain dapat mengetahui penyelenggaraan Program Strategis Nasional Pemerintah yaitu Tol Laut dengan menekankan kajian ilmiah dan penerapannya dengan melihat perspektif keilmiahan sangat diperlukan dan juga pengembangannya dalam menjangkau seluruh daerah di Papua,” urai Willem.

Program Tol Laut di Papua kata dia saat ini terus mengalami perkembangan seperti bertambahnya armada-armada nasional, diikuti juga meningkatnya industri lainnya seperti Bussines Shipping, perkapalan, kepelabuhan, logistik, perikanan dan kelautan termasuk hasil komoditi daerah-daerah yang menjadi program unggulannya dalam pengelolaan sumber daya yang ada.

“Semua perkembangan itu tentunya dengan memperhatikan elemen-elemen penting sebagai komponen dari penyelenggaraan Tol Laut baik sebagai komponen utama dan pendukung, seperti Pelabuhan, Kapal, Sistem Logistik dan Hubungan antar Lembaga,” ungkap dia.

Peningkatan Tol Laut terus meningkat dengan mencapai 61 kontainer pada voyage 8 dan voyage 9. Bahkan distribusi  logistik kebutuhan PON XX melalui Tol Laut terus meningkat dari Pelabuhan Depapre ke Pelabuhan Pomako dan Merauke.

"Diharapkan secara edukasi masyarakat dapat mengetahui secara utuh tentang penyelenggaraan Tol Laut dengan data dan informasi terkini,” ujar Taher Laitupa Kepala KSOP Jayapura.

Dengan gencarnya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat kian menyadari betapa pentingnya Tol Laut Lintas Papua, yaitu menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah 3TP/Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan, menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Begitu juga pentingnya konektivitas tentang pengiriman Barang Pokok Penting/Bapokting yang tidak dimonopoli, dan muatan balik hasil industri daerah agar terjadi keseimbangan perdagangan.

“Tol Laut lintas Papua saat ini terus berinovasi dan berkembang dengan pendekatan sosial budaya antropologi dan kearifan lokal dalam keikutsertaan masyarakat pada Business Shipping di ekosistem Tol Laut, seperti Masyarakat Adat, Kepemudaan, Keagaaman dan Perempuan sampai berbasis di level lokal kampung dan distrik,” kata Laus Rumayom sebagai Akademisi Universitas Cenderawasih yang juga Ketua Forum Analysis Papua Strategyc dan Tim Tol Laut Papua.
 
Dalam kesempatan yang sama Diben Elaby Tokoh Masyarakat dan juga Ketua Koperasi Masyarakat Papua Sejahtera dan Mitra Tol Laut mengatakan bahwa pengembangan dengan model pengembangan sebagai Pelabuhan Hub.

Pelabuhan Merauke sebagai Hub, karena memiliki komoditi unggulan daerah yaitu beras dengan pendekatan pada optimalisasi UMKM, Aliansi dan Kelompok Tani serta Kepemudaan bersama Investor baru dan mapan terus digalakan dan semakin berkembang, sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat dapat merasakan maanfaat dari Tol Laut dan Multimoda. (omy)