Bermodalkan Bubu, Ini Cerita Nelayan Pemburu Ikan Baronang di Dermaga Kali Baru

  • Oleh : Ahmad

Selasa, 14/Sep/2021 20:35 WIB
Foto:BeritaTrans.com/aksi.id/ahmad Foto:BeritaTrans.com/aksi.id/ahmad

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Deretan kapal-kapal sedang sandar dan kesibukan nelayan yang mempersiapkan alat penangkap ikan atau biasa disebut bubu di pinggiran Dermaga Kali Baru, Jakarta Utara. 

Baca Juga:
SPSL Jaga Keberlanjutan Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat Lewat Program Teman Nelayan

Kapal-kapal yang bersandar bermacam-macam, ada tugboat, kapal tangki air, kapal untuk pemancing dan yang paling kecil dengan bubu diatasnya sebagai ciri khasnya sebagai perahu nelayan pemburu ikan Baronang. 

Baca Juga:
Jawab Nelayan, Menhub Konsolidasi Perbaikan Pelabuhan Perikanan di Lamongan

Adalah Bapak Ato, kakek dengan satu cucu dan enam orang anaknya sudah sejak lama menggeluti pekerjaan sebagai nelayan pemburu Ikan Baronang. 

Dengan perahu ukuran 5 meter dan lebar 1,5 meter yang ia beli seharga Ro2,2 juta dan mesin tempel berkekuatan 8 PK yang juga dibelinya seharga Rp2,6 Juta. 

Baca Juga:
Diduga Tidak Tahu Batas Wilayah, 2 Kapal Nelayan Aceh Ditangkap di Thailand

Untuk penagkap ikan atau bubu, ia bermodal Rp270 Ribu, lalu ia buat sendiri, hingga didapat empat buah bubu dengan dana tersebut. 

"Saya nalayan pemburu Ikan Baronang, kira-kira dua jam dari sini (Kali Baru), berangkat bersama istri jam 5 pagi ke untuk menaro bubu di kedalaman 8 meter. Untuk umpannya pakai lumut darat, kita tunggu sampai jam 12 siang, dapat atau tidak tetap kita tarik ke atas bubunya," ungkapnya saat ditemui BeritaTrans.com di perahunya, Selasa (14/9/2021). 

"Dapat ikan kita jual eceran aja sama pembeli, misal dapat 60 Kg dengan harga perkilonya Rp10 Ribu sudah dapat Rp600 Ribu kan lumayan, tapi terkadang pendapatan di bawah segitu. Apalagi sedang musim angin barat, bisa empat bulan tidak melaut karena angin dan ombak besar. 

Saat sedang musim baratan atau angin barat yang terjadi di bulan Januari hingga April, bagi nelayan sangat tidak mungkin untuk melaut karena angin dan gelombang sangat kencang. Selama tidak melaut nelayan banting stir menjadi pedagang atau kerja serabutan untuk menghidupi keluarganya.(ahmad)