Soal Nelayan Lihat Kapal Perang China Mondar-Mandir di Laut Natuna, Ini Penjelasan Pangkoarmada 1

  • Oleh : Fahmi

Jum'at, 17/Sep/2021 09:02 WIB
Tangkapan layar dari video nelayan menunjukkan kapal destroyer China, Kunming-172, dan lima kapal China lain memasuki Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Senin (13/9/2021). Tangkapan layar dari video nelayan menunjukkan kapal destroyer China, Kunming-172, dan lima kapal China lain memasuki Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Senin (13/9/2021).

BATAM (BeritaTrans.com) - Sejumlah nelayan mengeluh dan menyatakan kekhawatiran mengenai keberadaan enam kapal perang China yang mondar-mandir di perairan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). 

Menanggapi hal tersebut, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) 1 Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah memberikan penjelasan kepada awak media, Kamis (16/9/2021­). 

Baca Juga:
Jadwal Kapal Pelni KM Bukit Raya Natuna-Jakarta-Surabaya-Pontianak pada Maret 2024

Arsyad mengatakan, nelayan Indonesia tidak perlu khawatir saat memancing dan berlayar di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia 

"Di wilayah klaim ZEE ini, nelayan Indonesia boleh saja, karena ini merupakan hak berdaulat kita. Jadi, kita punya hak untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi," ujar Arsyad dikutip dari kompascom, Kamis, (16/9/2021). 

Baca Juga:
SPSL Jaga Keberlanjutan Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat Lewat Program Teman Nelayan

Sementara itu, terkait keberadaan kapal asing di sekitar Natuna, menurut Arsyad, hal itu adalah sesuatu yang wajar dan biasa terjadi. 

Kapal asing yang sekadar melintas disebut dengan lintas damai. 

Baca Juga:
Jawab Nelayan, Menhub Konsolidasi Perbaikan Pelabuhan Perikanan di Lamongan

"Untuk melaksanakan lintas damai, semua negara punya hak di sini. Jadi bisa saja nanti di sini kita menjumpai ada kapal perang asing, ada kapal pemerintah asing, ya itu sah-sah saja, selama dia melaksanakan lintas damai," kata Arsyad. 

Bahkan, menurut Arsyad, tidak masalah sekalipun kapal asing melintas di landas kontinen. 

Menurut dia, yang terpenting kapal-kapal asing itu tidak masuk tanpa izin ke dalam batas teritorial 12 mil dari garis pantai. 

"Sampai sejauh ini, kapal perang asing Amerika, China, kita selalu deteksi. Namun dia hanya melintas. Jadi melintasi landas kontinen, ada yang menuju Singapura, atau dari Singapura menuju timur laut, dan dalam semigggu kadang ada, kadang tidak ada. Ini merupakan perairan internasional," ujar Arsyad. 

Kesaksian nelayan Natuna 

Sebelumnya, Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri mengatakan bahwa ada enam kapal China di Laut Natuna. 

Bahkan, menurut Hendri, hal tersebut dibuktikan dengan rekaman video yang diambil oleh nelayan saat berpapasan dengan kapal China pada koordinat 6.17237 lintang utara dan 109.01578 bujur timur. 

“Dalam video itu terlihat enam kapal China berada di ZEE Indonesia,” kata Hendri. 

Hendri mengatakan, kapal yang paling jelas terekam di video nelayan Natuna, yakni kapal China Destroyer Kunming-172. 

“Gara-gara ini, nelayan Natuna merasa ketakutan dan cemas, karena bisa saja hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi,” kata Hendri. 

Hendri berharap agar ada perhatian keamanan dari pemerintah, karena keberadaan kapal-kapal China di Laut Natuna membuat situasi menjadi tidak aman. 

“Yang jelas, aktivitas penangkapan ikan menjadi tidak nyaman dan tidak aman,” kata Hendri.(fhm/sumber:kompas)