Guncangan Gempa Japang, Kereta Api Cepat yang Sedang Melaju Berhenti Otomatis

  • Oleh : Fahmi

Sabtu, 09/Okt/2021 06:34 WIB
Ilustrasi kereta cepat Jepang Shinkansen. Ilustrasi kereta cepat Jepang Shinkansen.

TOKYO (BeritaTrans.com) - Kereta super cepat Shinkansen yang tengah melaju dari Shin-Yokohama ke Shinagawa, Yokohama auto berhenti saat gempa M 6,1 melanda Jepang. 

Badan Meteorologi Jepang mengatakan gempa pada Kamis (7/10) malam itu berpusat di prefektur Chiba, sebelah timur Tokyo. 

Baca Juga:
KAI Bikin Hemat Rp395 Juta Lewat Teknologi Face Recognition, 11 Juta Penumpang Sudah Gunakan

Saat itu gempa tengah mengguncang Jepang. Kekuatan gempa M 6,1. Pusat gempa terdeteksi di prefektur Chiba, pada kedalaman 80 kilometer. 

Gempa membuat kereta super cepat Shinkansen otomatis berhenti melaju.Prosedur otomatis ini dilakukan demi keselamatan penumpang. Pemeriksaan kerusakan tengah dilakukan pihak berwenang. 

Baca Juga:
Transportasi Ramah Lingkungan, KAI Hadirkan 66 PLTS di Jawa dan Sumatera

Diketahui Kereta Shinkansen disebut telah memecahkan rekor dari sisi kecepatan dan kelancaran perjalanan. 

Kereta juga disebut mampu mengangkut penumpang dengan aman ketika terjadi gempa bumi. Kereta ini didukung oleh teknologi termutakhir Jepang sehingga mampu memberikan performa di atas rata-rata. 

Baca Juga:
Hemat Waktu dan Kertas, 694 Ribu Penumpang Gunakan Face Recognition KAI Selama Lebaran 2025

Kereta memiliki kecepatan maksimal 360 kilometer per jam, rekor baru yang ditetapkan selama uji coba pada 2019, menjadikannya salah satu kereta tercepat di dunia. Namun dari sisi operasional, kecepatan akan dibatasi di 285 kilometer per jam. 

Perusahaan perakit  kereta baru ini sangat menekankan keamanan. Kereta ini memiliki sistem kendali dan rem otomatis yang ditingkatkan sehingga  berhenti lebih cepat jika terjadi keadaan darurat. 

Kereta juga dilengkapi dengan sistem self-propulsion baterai lithium-ion  yang pertama dari jenisnya di dunia. Sistem ini memungkinkan kereta tetap berjalan meski saat listrik padam. 

Kereta juga mampu berjalan ke lokasi yang lebih aman dengan kecepatan rendah apabila kereta berhenti di daerah berisiko tinggi, misalnya di jembatan atau di terowongan saat gempa bumi. 

Dilansir dari Japan Times, lebih banyak kamera juga telah dipasang di setiap gerbong, ditingkatkan dari  dua kamera menjadi enam di setiap gerbong. 

Beberapa komponen juga ditingkatkan sehingga akan memakan lebih sedikit di bawah kereta dibandingkan dengan  model yang lama. Hal ini membuat jumlah gerbong bisa ditingkatkan dari 4 menjadi 16 gerbong. 

Desain Ini juga mengurangi konsumsi energi sekaligus mempercepat waktu produksi, menjadikannya pilihan yang lebih menarik bagi operator internasional. (fhm)