Wagub Jateng Apresiasi Pemkab Tegal, Gerakkan Santri Buat Lubang Resapan di Ponpes

  • Oleh : Taryani

Senin, 25/Okt/2021 14:38 WIB
Wagub Jateng mengapresiasi Pemkab Tegal menggerakan santri membuat lubang resapan di Pondok Pesantren. (Ist.) Wagub Jateng mengapresiasi Pemkab Tegal menggerakan santri membuat lubang resapan di Pondok Pesantren. (Ist.)

KABUPATEN TEGAL (BeritaTrans.com) – Wakil Gubernur Jawa Tengah,  Taj Yasin Maimoen mengapresiasi inisiasi Pemerintah Kabupaten Tegal yang mulai menggerakkan pondok pesantren membuat lubang-lubang resapan di lingkungan pondok pesantren.

Wagub Gus Yasin mengatakan, kegiatan menggerakkan pembuatan lubang resapan itu mengingatkannya kepada ayahnya, Alm KH Maimoen Zubair.

Ia mengemukakan hal itu saat menghadiri Pelantikan Pengurus Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes di Pendapa Kabupaten Tegal, Minggu (24/10/2021),

Wagub mengisahkan, pada 1999, KH Maimoen Zubair banyak membuat lubang resapan di sekitar pondok pesantren di Kecamatan Sarang,  Kabupaten Rembang.

Dia berharap langkah ini bisa ditiru agar air tidak langsung terbuang ke laut, tetapi bisa meresap ke dalam pori-pori tanah lebih maksimal. Dia juga memuji semangat yang sama kini juga ditunjukkan Bupati Tegal.

“Saya senang dengan Ibu Bupati Tegal yang menginisiasi Kabupaten Tegal terhindar dari sampah. Beliau juga mendorong para santri untuk memilah sampahnya, yang organik dan anorganik. Juga membuat resapan-resapan,” ucapnya.

Di samping itu, Wagub Yasin melanjutkan, dirinya  berharap warga pondok pesantren didorong memproduksi kompos.

Santri sudah seharusnya menjadi bagian yang harus menjadi contoh dan teladan terlebih dahulu. Gerakan ini harus segera dilakukan karena saat ini intensitas hujan sudah mulai tinggi dan BMKG sudah menginformasikan adanya ancaman La Nina.

“Ketika nanti di bulan November, intensitas turun hujan banyak, itu tidak menutup kemungkinan ada longsor.  Ini perlu diantisipasi semua elemen masyarakat. Salah satunya  santri yang jumlahnya tidak sedikit di Jateng termasuk Santri Gayeng Nusantara,” urai dia.

Santri Gayeng Nusantara, kata Wagub, mesti siap menjadi komunitas yang memberikan kontribusi positif bagi bangsa, termasuk dalam penanggulangan bencana.

Mereka bisa berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota.

“Mereka harus siap, berkoordinasi dengan BPBD, baik BPBD kabupaten/kota, maupun provinsi untuk menanggulangi dan menginformasikan bencana-bencana tersebut, juga gerakan sosialnya,” tandasnya.

Wagub Yasin menambahkan, gerakan menanam pohon perlu pula lebih digalakkan. Dia menyayangkan, meskipun bibit pohon sudah disediakan pemerintah, namun pelaku gerakan menanam pohon masih kurang. (tr)