GMF dan AP I Teken MoU Pemanfaatan Lahan Bandara Hasanuddin untuk Hanggar

  • Oleh : Naomy

Rabu, 27/Okt/2021 15:34 WIB
MoU Angkasa Pura I dan GMF MoU Angkasa Pura I dan GMF


 
JAKARTA (BeritaTrans.com)– PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) menandatangani MoU atau nota kesepahaman dengan PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I). 

Bertempat di Kantor Angkasa Pura I, nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi dan Direktur Utama AP I Faik Fahmi, Selasa (26/10/2021). 

Baca Juga:
Kepulangan 120 Ribu Jemaah Haji Sukses Dilayani di 7 Bandara Angkasa Pura I

Ini menjadi landasan awal bagi GMF dan AP I untuk melakukan penjajakan kerja sama pengelolaan lahan milik AP I di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar untuk pengembangan dan operasional hanggar ke depannya.  
 
"Posisi Makassar tergolong strategis untuk menggarap pasar di kawasan Indonesia bagian tengah dan timur. 

“Transportasi udara di kawasan Indonesia tengah dan timur menjadi salah satu tumpuan dalam mendorong pergerakkan penumpang maupun kargo karena menawarkan akses yang lebih mudah dan cepat dibandingkan moda transportasi lainnya," tutur Faik.

Baca Juga:
6 Bandara Angkasa Pura II Sukses Layani Kepulangan Jemaah Haji dari Tanah Suci

Hal ini menjadikan Makassar sebagai pasar yang potensial untuk menjangkau kawasan Indonesia tengah dan timur.

Untuk menangkap potensi ini, kolaborasi antara kedua pihak dalam mengelola lahan tersebut dijalin guna menarik investor dalam pembangunan hanggar beserta fasilitas pendukungnya, sehingga menciptakan multiplier effect seperti pembukaan lapangan kerja, akselerasi ekonomi, serta nilai tambah bagi pemangku kepentingan. 
 
Kolaborasi ini  juga sejalan dengan rencana bisnis GMF dalam menangkap peluang perawatan pesawat saat momentum industri aviasi bangkit kembali. 

Baca Juga:
Top! Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta Semester I/2024 Lampaui Sebelum Pandemi

Andi menyebutkan, pandemi yang saat ini memukul sektor aviasi mendorong GMF untuk memastikan strategi pemulihan kinerja dapat terimplementasi secara maksimal. 

“Strategi recovery memang masih menjadi fokus kami saat ini. Namun demikian, kami optimistis bahwa industri aviasi dapat segera pulih dalam beberapa tahun ke depan," ungkapnya. 

Kolaborasi ini menjadi kesempatan bagi kami untuk mempersiapkan diri dalam menangkap peluang dan mengantisipasi momentum tersebut.  
 
Dengan mengoperasikan hanggar di Makassar yang memiliki kedekatan lokasi dengan customer di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, kemudahan akses yang ditawarkan ini diharapkan dapat membantu menekan biaya operasional operator penerbangan dan memperkuat industri aviasi di kawasan domestik. (omy)