Indramayu Miliki 27 Titik Kritis Berpotensi Bencana Banjir

  • Oleh : Taryani

Kamis, 04/Nov/2021 23:24 WIB
Kepala BBWS Cimancis, Ismail Widadi menyerahkan peralatan kepada peserta apel kesiapsiagaan. (Ist.) Kepala BBWS Cimancis, Ismail Widadi menyerahkan peralatan kepada peserta apel kesiapsiagaan. (Ist.)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis)  Ismail Widadi menegaskan,  terdapat 27 titik kritis di wilayah Kabupaten Indramayu yang berpotensi bencana banjir pada musim penghujan.

Namun melalui mekanisme antisipasi sebanyak 11 titik berhasil dilakukan perbaikan. Sementara 16 titik masih dalam proses pengerjaan dan diharapkan segera rampung secara bertahap.

Ia menegaskan hal itu saat mengelar apel kesiap-siagaan dengan tema,  "Antisipasi Potensi Bencana Pada Musim Penghujan" di sejumlah wilayah Kabupaten Indramayu.

Kegiatan itu melibatkan petugas Sumber Daya Air  Provinsi Jawa Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, Dinas PUPR Indramayu,  Dinas LH Indramayu dan beberapa komunitas alam di Kabupaten Indramayu.

Apel kesiapsiagaan dilaksanakan di Embung Jangkar Desa Sindang Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Rabu (3/11/2021).

Dikatakan, 27 titik itu diidentifikasi dan terdapat 11 titik sudah doatasi dengan melakukan tindakan-tindakan. Di antaranya pembangunan tanggul dan lainnya. Sementara yang belum kami atasi 16 titik.

Langkah antisipasi agar tidak terjadi potensi banjir di Indramayu perlu adanya kesadaran  masyarakat  menjaga lingkungan sekitar. Termasuk aliran sungai dan irigasi tidak tersumbat oleh sampah pada saat turun hujan.

“Supaya genangan yang tinggi tadi tidak menjadi banjir, kita semua harus memiliki kesadaran. Ingat banjir terjadi di antaranya oleh faktor manusia seperti membuang sampah sembarang. Apabila tidak tertangani akan menyumbat saluran air.  Selain itu tersumbat karena tanggulnya longsor,” katanya.

Ia berharap masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Termasuk di aliran sungai agar tidak terjadi penyumbatan dan berpotensi banjir serta mengurangi aktivitas masyarakat di dekat tanggul sungai.

Hal ini sebagai antisipasi ketika datangnya longsor akibat tanggul yang terkikis oleh derasnya air sungai, maupun debit air yang tinggi ketika hujan datang.

Kepala BBWS Cimancis  menambahkan,  terdapat lima pilar kesiap-siagaan dalam rangka mengantisipasi potensi bencana pada musim penghujan di Indramayu.

Pertama petugas diminta harus siap siaga 24 jam untuk mendapatkan perintah dan mempersiapkan diri baik peralatannya hingga materialnya.

Kedua, melakukan identifikasi lokasi kritis di lapangan melalui penelurusan atas laporan dari masyarakat.

Ketiga, petugas di lapangan mengerahkan seluruh kemampuannya dalam mengatasi titik bencana. Keempat, petugas mengamati terus menerus pada lokasi kritis dan jika terdapat potensi yang membayakan segera lapor komandannya.

Kelima,  menjaga koordinasi dan kolaborasi antar petugas terutama sesama jejaring komunikasi untuk tetap solid, bersahabat, bersaudara dalam kesiapsiagaan untuk menyelamatkan orang sekitar dan nyawa diri sendiri di lokasi terjadinya bencana.

Kepala BPBD Indramayu Dadang Oce Iskandar melalaui Caya mengatakan, Indramayu berpotensi terpengaruh La Nina. Berdasarkan informasi dari BMKG Kertajati Majalengka,  pengaruh La Nina di Indramayu dimungkinkan sekitar antara 20% hingga 70%.

“Jadi potensi pengaruh La Nina ini dari kondisi normal, petugas harus siap siaga dan memperisiapkan segala peralatan yang dimiliki, disamping itu juga akan mengaktifkan dan memaksimalkan embung-embung dan bendungan untuk menampung debit air hujan,” ungkapnya.

Caya berkeinginan, sinergitas pentahelik dalam rangka mitigasi bencana yang terdiri dari instansi pemerintah, perusahaan, media, masyarakat dan pakar dari perguruan tinggi di Indramayu diharapkan bersatu guna mengantisipasi bahkan menanggulangi terjadinya bencana. (Taryani)