Oleh : Taryani
INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Cuaca ekstrem sebagaimana diprediksi badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG) dampaknya pada saat memasuki musim penghujan sekarang ini mulai dirasakan masyarakat Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Adanya tanggul longsor di daerah aliran sungai (DAS) Cipanas, tepatnya di Desa Rajaiyang, Kecamatan Losarang, Indramayu, semakin membuka mata hati masyarakat juga jajaran Forkopimcam setempat untuk semakin meningkatkan kewaspadaan menghadapi kemungkinan bencana.
Tanggul longsor sepanjang lebih dari 10 meter di DAS Cipanas, Desa Rajaiyang, Kecamatan Losarang itu cukup mengkhawatirkan. Sebab mengancam ketenangan masyarakat. Terlebih pada saat terjadi longsor, kondisi debit air sungai Cipanas itu sedang naik sehingga dikhawatirkan masyarakat.
Kejadian itu pertama kali diketahui warga setempat. Dilaporkan ke Pemerintahan Desa Rajaiyang dan diteruskan ke Forkopimcam Losarang.
Kapolsek Losarang, Kompol H. Mashudi saat memimpin aktivitas penanganan tanggap darurat dalam kegiatan perbaikan tanggul sungai Cipanas longsor di Desa Rajaiyang, Kecamatan Losarang, Indramayu. (Ist.)
Kapolsek Losarang, Kompol H. Mashudi langsung mendatangi ke lokasi kejadian sehari sebelum dilakukan penanganan tanggap darurat. Ia melihat kondisi tanggul longsor itu berada di daerah pemukiman yang padat penduduk. Sehingga perbaikan tanggul longsor harus dilakukan secepat mungkin.
Sebab tanggul sungai Cipanas yang kritis itu sewaktu-waktu bisa jebol. Karena material tanah yang ada pada tanggul sudah turun ke bawah. Kemungkinan pada titik tanggul longsor itu tak bakal kuat menahan tekanan saat debit air sungai Cipanas naik.
Oleh karenanya Kapolsek Losarang Kompol H. Mashudi segera berkoordinasi dengan Camat dan Koramil Losarang untuk penanganan tanggap darurat secepat mungkin. Sehingga masyarakat terbebas dari ancaman banjir yang sudah tampak di depan mata.
Forkopimcam Losarang bertindak cepat. Menanggapi peristiwa tanggul longsor itu dengan mengerahkan alat berat jenis beko atau exsavator. Belasan meter tanggul sungai Cipanas yang longsor segera ditangani.
Tiga orang warga nekad bekerja menancapkan sejumlah potongan mambu sebagai krucuk atau penahan tanah urugan saat debit air naik. Kegiatan ini merupakan bagian dari aktivitas mengatasi tanggul sungai Cipanas longsor di Desa Rajaiyang, Kecamatan Losarang, Indramayu. (Ist.)
Pertama-tama dilakukan pemasangan bambu pancang. Dilakukan secara manual dengan menerjunkan tiga warga turun langsung ke dasar sungai sambil berenang karena kondisi debit air sungai naik.
Pekerjaan ini memerlukan pengalaman dan kehati-hatian ekstra. Apalagi warga yang bekerja tanpa dibekali alat pelindung diri yang memadai.
Mereka bekerja sambil berenang menancapkan satu demi satu bambu sebagai penahan agar urugan tanah di atasnya tidak turun ke dasar sungai saat dipadatkan.
Setelah pemasangan krucuk bambu selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya pengurugan atau pemadatan area tanggul longsor. Menggunakan alat berat beko. Aktivitas tanggap darurat itu berkejaran dengan waktu atau musim penghujan yang sudah datang.
Sebagaimana dimaklumi, saat musim penghujan debit sungai Cipanas gampang naik. Hal itu karena sebagai dampak terjadinya kerusakan lingkungan di daerah hulu dan DAS sungai Cipanas yang belum tertangani.
Air hujan dari bagian hulu sungai Cipanas langsung menggelontor ke bawah atau ke daerah hilir sungai Cipanas di wilayah Kecamatan Losarang.
Saat musim penghujan tahun-tahun lalu, tanggul sungai Cipanas ini sempat jebol berkali-kali. Hal itu karena kondisi tanggul kritis sehingga tak mampu menahan tekanan debit air yang tinggi.
Sayangnya, sampai sekarang pun masih banyak titik-titik tanggul kritis di sepanjang DAS Cipanas yang belum tertangani dengan baik. Sewaktu-waktu bisa saja membuat debit air sungai Cipanas itu luber atau bahkan tanggulnya jebol. (Taryani)