Kemenhub Targetkan Alat Uji Berkala Keliling Hadir di 33 Propinsi

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 26/Nov/2021 12:27 WIB
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi (tengah) Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi (tengah)


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat menargetkan alat uji berkala keliling hadir di 33 Propinsi.

"Tahun 2020 sudah ada lima alat dan tahun ini 11 alat baru," ujar Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi di Jakarta, Jumat (26/11/2021).

Baca Juga:
Kemenhub Pastikan Berantas Praktik Travel Gelap

Pada mulanya kata dia, jumlah alat uji kir keliling ini akan disedikan di tiap Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) yang ada di 25 kota. Namun dilihat urgensinya maka akan disediakan di seluruh propinsi.

"Kita belum bisa memastikan kapan pengadaan selesai. Untuk satu alat saat ini anggaran Rp4 miliar per alat," ungkapnya.

Baca Juga:
Kemenhub: Penggunaan Sabuk Pengaman Wajib Saat Berkendara!

Dengan adanya uji laik fungsi keliling ini maka ditargerkan seluruh kendaraan termasuk kendaraan umum dan logistik semakin banyak yang melakukan uji.

Dia menambahkan, uji kir eksisting akan tetap digunakan bagi yang sudah terakreditasi Kemenhub.

Baca Juga:
Dirjen Hubdat Bagikan Tips Aman Bagi Pemudik Saat Gunakan Lajur Contraflow

"Dengan begitu tidak ada alasan kendaraan tidak lakukan uji kir karena keterbatasan peralatan uji," tuturnya.

Dikatakan Dirjen Budi, output pengujian ini akan diubah semula tiga material menjadi dua material saja.  Pertama dulu ini adalah buku KIR dan sekarang dengan kartu, di mana di dalamnya ada chipnya.

Isinya data kendaraan dimensinya dan lain sebagainya. Lalu kedua, kartu uji berkala kendaraan bermotor yang nanti akan dipegang oleh pengemudinya. 

"Data yang ada dalam kartu ini akan kita jadikan data dan kemana-kemanabakan terintegrasi dengan simpul transportasi yam ada, jadi nanti ini bisa dijadikan alat bayar ini kita lakukan koordinasi dengan pihak terkait," urai dia.

Nantinya bagi kendaraan angkutan umum logistik saat masuk terminal atau jembatan timbang katanya, ada reader yang bisa langsung membaca data pada kartu.

Kalau data ini nanti kendaraan ada yang melanggar, tidak akan langsung ditindak di lokasi, namun bekerjasama dengan kepolisian.

"Kita akan sempurnakan kembali integrasi kita terhadap beberapa aplikasi baik yang sudah dibangun oleh Hubdat maupun Kepolisian. saya kira ini komitmen dari Kemenhub, ada komitmen pelayanan, aspek penerimaan negara, pengawasan dan peningkatan keselamatan kita atau safer vehicle," tutup Dirjen Budi.

Hadir dalam.kesempatan itu Irjen Kemenhub I Gede Pasek dan Direktur Sarana Jalan M risal.Wasal

(omy)