Ratusan Hektar Sawah di Indramayu Diterjang Banjir di Kota Bandung Banjir Hambat Perjalanan KA

  • Oleh : Taryani

Senin, 29/Nov/2021 17:21 WIB
Kapolsek Losarang, Kompol H. Mashudi, Senin (29/11/2021)  meninjau lokasi banjir yang merendam areal persawahan di Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat. (Taryani) Kapolsek Losarang, Kompol H. Mashudi, Senin (29/11/2021) meninjau lokasi banjir yang merendam areal persawahan di Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat. (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Banjir menerjang ratusan hektar areal persawahan di sejumlah desa di Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/11/2021).

Selain wilayah kecamatan Losarang, banjir juga melanda pesawahan dan permukiman warga di wilyah Kecamatan Widasari karena meluapnya kali yang melintasi wilayah itu.

Banjir di wilayah Kecamatan Losarang  disebabkan karena meluapnya kali Congger yang debitnya naik karena di daerah hulu di Kabupaten Sumedang  turun hujan lebat.

Kapolsek Losarang, Kompol H. Mashudi meninjau langsung ke lokasi banjir bersama Forkopimcam dan BPBD Kabupaten Indramayu.

Menurut Kapolsek Losarang, meskipun wilayah Kecamatan Losarang dilanda banjir namun  tidak sampai menimbulkan kerugian materi.

Meski begitu katanya dampak banjir di Kecamatan Losarang dipastikan mengganggu kegiatan para petani yang akan memulai pengolahan sawah.

“Secara ekonomi dampak banjir di Kecamatan Losarang itu tidak ada. Sebab areal persawahan yang dilanda banjir itu belum ada persemaian maupun tanaman padi,” ujarnya.

Di Kecamatan Losarang, persawahan yang paling parah diterjang banjir selain Desa Muntur juga Pegagan yang dilewati aliran kali Congger.

Di Desa Pegagan ada pintu air yang sudah tidak berfungsi, sehingga ketika debit air kali Congger  itu naik bisa meluap ke persawahan.

Hujan lebat di Kabupaten Indramayu  sebelumnya sudah diprediksi Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Bogor. Diprediksi  hujan lebat terjadi di 3 daerah. Termasuk Indramayu. 

BMKG menyatakan telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat berkaitan cuaca ekstrem yang melanda 3 daerah itu yakni Kota Bandung, Kabupaten Garut dan Indramayu.

Banjir di daerah Gedebage, Kota Bandung, merendam jalan raya dan menghambat lalu lintas. Sedangkan banjir di Rancaekek, Kabupaten Bandung, juga menghambat perjalanan kereta api.

Akun resmi  PT Kereta Api Indonesia mengumumkan luapan air sungai di petak jalan Cimekar-Rancaekek setinggi 5 sentimeter di atas rel wilayah Daerah Operasi 2 Bandung.

“Beberapa perjalanan kereta api antarkota dan lokal mengalami keterlambatan.”

Banjir juga melanda Kampung Ciloa, Desa Sukamukti, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut.

Adapun banjir di Kecamatan Widasari dan Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, merendam perumahan serta lahan pertanian.

Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari, kondisi dinamika atmosfer di perairan Jawa Barat mendukung potensi penguapan air.

Suhu di perairan berkisar 28-30 derajat Celcius dengan anomali kisaran +1 hingga +3 derajat Celcius.

Pola konvergensi, belokan dan perlambatan angin, serta pertemuan angin (konfluensi) yang melewati wilayah Jawa Barat. Kondisi itu menyebabkan suplai massa udara signifikan ke wilayah Jawa Barat.

Tingkat kelembaban 60 – 95 persen ikut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat.

“Termasuk wilayah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Garut, dan Kota Bandung,” kata Indra lewat keterangan tertulis hari ini.

Berdasarkan pantauan citra satelit terlihat mulai pukul 13.20 WIB  sel-sel awan konvektif mulai tumbuh signifikan di wilayah Sumedang, kemudian meluas menutupi wilayah Garut, serta Kabupaten dan Kota Bandung.

Suhu puncak awan -80 hingga -100 derajat Celcius yang mengindikasikan potensi hujan di Garut dan Kota Bandung.

Pertumbuhan awan konvektif di Indramayu terpantau pada pukul 14.20 yang kemudian meluas menutupi sebagian wilayah kabupaten itu.

Suhu awan sama yaitu -80 hingga -100 derajat Celcius yang mengindikasikan tingginya potensi hujan.

Data curah hujan dari  Automatic Weather Station (AWS) BMKG di Losarang, Indramayu, mencatat dari pukul 15.10 hingga 16.10 intensitas curah hujan 50,8 milimeter dan tergolong sebagai hujan ekstrem.

AWS di Cikancung, Kabupaten Bandung, mencatat akumulasi hujan hingga pukul 17.20 sebanyak 10,8 milimeter dan di Gedebage, Kota Bandung, hingga pukul 15.20 sebanyak 21,4 milimeter.

Menurut Indra, peringatan dini  hujan ekstrem sudah dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi Bogor dan telah berkoordinasi lewat WhatsApp Group di Info BMKG Jawa Barat pada pukul 11.30,13.20,15.20, dan 16.27. (tr)