Oleh : Taryani
SEMARANG (BeritaTrans.com) – Tak hanya produk furniture seperti ukiran Jepara, komoditas pertanian dan perkebunan di Jawa Tengah seperti daun talas beneng pun ternyata diminati pasar ekspor ke Australia.
Ini dibuktikan dengan kegiatan pelepasan ekspor daun talas beneng dilakukan di Depo Pemeriksaan dan Perlakuan Karantina di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (2/12/2021).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Tri Susilarjo mengatakan, ekspor daun talas kali ini sebanyak 3,3 ton ke Australia.
“Harga per kilogramnya 2 dolar AS,” kata Tri, saat Pelepasan Ekspor Komoditas Daun Talas Beneng.
Daun talas ini memiliki peruntukan sebagai substitusi atau pengganti tembakau. Jika tembakau memiliki kandungan nikotin, daun talas tidak memiliki kandungan nikotin.
Dia mengakui jika masyarakat belum begitu mengetahui kandungan daun talas. Padahal potensinya menjanjikan. Karenanya, Tri berharap masyarakat bisa memanfaatkan lahannya untuk menanam daun talas.
Ditambahkan, pemprov terus berupaya agar ekspor tetap berjalan. Pihaknya akan mendorong agar daun talas tetap ditanam, sehingga hasilnya bisa diekspor. Seperti halnya komoditas potensial lainnya yaitu porang, kacang tanah, dan sebagainya.
Namun yang terpenting, lanjutnya, komoditas tersebut mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu. Baru setelahnya, untuk kebutuhan ekspor.
Pihaknya juga tengah menggencarkan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Meski demikian, mengingat masa pandemi yang belum selesai, ditambah ancaman varian virus lain, pihaknya mengingatkan agar tetap menjaga protokol kesehatan.
“Prokes, fumigasi, kesehatan harus baik. Pelaksanaan di lapangan, pelaksanaan di eksportir, kita tetap prokes,” tegasnya.
Petani daun talas dari Desa Pucung, Kabupaten Semarang Afrida Al Fatah mengatakan, pihaknya telah mengembangkan daun talas sejak dua tahun lalu.
“Alhamdulillah, sudah berkembang. Saya punya inisiatif sejak dua tahun lalu mengembangkandaun talas,” kata Afrida. (tr)