Ramainya Pelajar Kota Cirebon Masuk Sekolah, Tambah Penumpang Angkot

  • Oleh : Taryani

Jum'at, 10/Des/2021 09:10 WIB
Salah satu armada Angkot di Kota Cirebon mengantarkan para penumpang. (Taryani)      Salah satu armada Angkot di Kota Cirebon mengantarkan para penumpang. (Taryani)

KOTA CIREBON (BeritaTrans.com) –  Ramainya aktifitas pelajar pagi hari berangkat sekolah berdampak  positif  terhadap  jumlah penumpang Angkutan Kota (Angkot) di Kota Cirebon, Jawa Barat.   

“Sekarang  setelah anak-anak  sudah aktif  lagi  ke sekolah  membantu  jumlah penumpang Angkot,” ujar Ang Edi, 48 dijumpai BeritaTrans.com, Rabu (8/12/2021).

Sebelumnya ujarnya ketika di Kota Cirebon dan sekitarnya masih diberlakukan  belajar dari rumah,  anak-anak  pelajar itu   jarang  naik Angkot. Hal itu membuat  jumlah penumpang Angkot menjadi sepi.

Diakui, ramainya penumpang kalangan pelajar ini hanya berlangsung pada jam-jam tertentu saja. Ramainya sebelum jam 07.00 WIB saat pelajar berangkat sekolah dan sekitar jam 13.00 WIB saat mereka pulang sekolah.

Ditanya mengenai geliat masyarakat melakukan aktifitas di kota,  diakui masih belum normal.

Oleh karenanya ia dan rekan-rekan berharap  kegiatan masyarakat  di Kota Cirebon semakin bertambah ramai lagi, sehingga jumlah penumpang Angkot makin ramai seperti sebelum musim pandemi.

“Harapan saya dan juga rekan-rekan  situasi semakin lebih baik dan keadaan kembali normal  seperti sebelum terjadi pandemi,” ujar pria yang selalu mengenakan masker hitam saat mengemudikan Angkot.

Dikatakan, sopir Angkot juga saat  melakukan aktifitas perlu menyesuaikan keadaaan. Jika sedang kerja membawa penumpang selalu mengenakan masker. Hal itu demi menjaga kesehatan. Sopir Angkot setiap saat bertemu atau duduk bersama  penumpang.

Edi mengemukakan, penumpang sering menegur jika lupa tak mengenakan masker. “Teguran penumpang itu menurut saya bagus. Minimal ada penumpang  yang  memperhatikan sopir Angkot,” ujarnya.

Ditanya mengenai  jumlah  uang setoran Angkot ke pemilik kendaraan, diakui  belum bisa setor penuh.

“Kadang hanya mampu setor setengahnya. Walaupun demikian mobil harus  tetap beroperasi. Kalau mobil tak dioperasikan malah dikhawatirkan rusak,”  ujarnya. (Taryani)