Tumpukan Sampah di Pintu Air Bojongsari Indramayu Jadi Ancaman Banjir Masa Kini

  • Oleh : Taryani

Selasa, 21/Des/2021 08:23 WIB
Seorang pengendara motor melintasi jalan inspeksi Pintu Air Bojongsari, Indramayu, Jabar, Selasa (21/12/2021). (Taryani) Seorang pengendara motor melintasi jalan inspeksi Pintu Air Bojongsari, Indramayu, Jabar, Selasa (21/12/2021). (Taryani)

INDRAMAYU (BeritaTrans.com) – Langkah antisipasi terhadap bencana banjir oleh instansi terkait,  seperti Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS CC) terhadap kondisi Pintu Air Bojongsari di Indramayu, Jawa Barat yang dipenuhi sampah, semak belukar dan pengendapan lumpur  dipertanyakan warga. 

Musim penghujan telah datang. Debit air dari daerah hulu  Sungai Cimanuk  sudah naik. Bahkan BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini status waspada banjir. Tapi masalah tumpukan sampah, semak belukar dan pengendapan lumpur  pada intake atau Pintu Air Bojongsari, Indramayu belum teratasi.

Sampah  yang terlalu banyak menumpuk di depan Pintu Air Bojongsari menghambat pergerakan air   yang berwarna coklat  dari hulu Sungai Cimanuk menuju ke Laut Jawa.

Pemantauan BeritaTrans.com , Selasa (21/12/2021) mengamati,  tak seorangpun petugas berada di Pintu Air Bojongsari. Padahal kondisi sampah cukup menumpuk dan dikhawatirkan karena berpotensi  jadi biang banjir.

Sampah yang terlalu banyak menumpuk itu  jenisnya beragam. Terbanyak berupa ranting, dahan, batang pohon dan bambu. Termasuk kasur bekas, ember plastik bocor dan kemasan makanan.

Tak hanya sampah  yang banyak menumpuk. Semak belukar juga luput dibersihkan. Bahkan di belakang Pintu Air Bojongsari  terlihat  sedimentasi atau pengendapan lumpur sehingga Sungai Cimanuk menjadi  dangkal.

Aktivitas  pemeliharaan sekaligus antisipasi bencana yang kurang pada Pintu Air Bojongsari jadi kekhawatiran warga. Padahal belum lama Pintu Air Bojongsari dibangun dengan anggaran dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS CC). 

“Baru bisa membangun. Belum pandai memelihara bangunan. Padahal Pintu Air Bojongsari itu dibangun berbiaya besar,” ujar Sudir, 61 salah seorang warga.

Ia mengharapkan instansi terkait turun tangan. Membersihkan sampah,  semak belukar serta mengeruk endapan lumpur.  Agar memasuki musim penghujan tak mengganggu pergerakan air.

Jika masalah-masalah  yang ada pada Pintu Air Bojongsari itu segera di atasi, mudah-mudahan  kekhawatiran warga soal banjir saat debit air Sungai Cimanuk naik memasuki puncaknya  tak bakal terjadi.

“Kalau sekarang kita lihatnya ngeri. Bagaimana kalau tiba-tiba debit air Sungai Cimanuk itu naik. Pergerakan air ke laut  terhambat  karena Pintu Air Bojongsari banyak sampah, semak belukar dan endapan lumpur, kondisinya cukup mengkhawatirkan,” ujarnya. (Taryani)