Layanan Batik Solo Trans Tambah 2 Koridor

  • Oleh : Naomy

Kamis, 30/Des/2021 20:17 WIB
Dua koridor.baru.Batik Solo Trans siap layani penumpang Dua koridor.baru.Batik Solo Trans siap layani penumpang

SOLO (BeritaTrans.com) -  Setelah menambah layanan lima kota baru di tahun 2021 ini, Kementerian Perhubungan kembali menambah layanan koridor baru bagi program Buy The Service (BTS) Batik Trans di Kota Solo. 

Melalui program BTS Teman Bus yang bernama, Kemenhub c.q Direktorat Jenderal Perhubungan Darat meluncurkan koridor 5 dan 6 di Balaikota Surakarta, Kamis (30/12/2021).

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Peserta Balik Gratis Moda Bus dari 9 Terminal

Direktur Angkutan Jalan Suharto mengatakan, peluncuran Batik Solo Trans koridor 5 dan 6 sebagai angkutan aglomerasi yang menjangkau sampai Sukoharjo. 

"Kami mengucapkan selamat kepada Kota Solo yang hingga saat ini telah mengekspansi hingga enam koridor,” kata Suharto.

Baca Juga:
Menhub Lepas Keberangkatan Penumpang Mudik Gratis dengan Bus di Terminal Jatijajar

Adapun koridor 5 dan 6 tersebut akan melayani rute antara lain :

• Koridor 5: Terminal Kartosuro – Pasar Bekonang PP yang terdiri dari 23 Unit Bus Siap Operasi dan tiga Bus Cadangan dengan jarak layanan 52,6 km;

Baca Juga:
BPTJ-Pemkot Depok Makin Dekat Wujudkan Layanan Bus BTS

• Koridor 6: Terminal Tirtonadi – Solobaru PP terdiri dari 10 Unit Bus Siap Operasi dengan jarak layanan 21,46 km.

Menurut Suharto, Kota Solo telah berhasil menjadi rujukan kota-kota yang saat ini tengah mengembangkan angkutan massal layanan Teman Bus. 

“Karena telah ada 10 kota yang dikembangkan layanan BTS, tentunya saat ini banyak kota dan Pemerintah Daerah ingin belajar bagaimana manajemen dan pengelolaan BTS,” kata dia.

Menurutnya, secara umum Kota Solo sudah mampu mengimplementasikan master plan penataan angkutan massal perkotaan yang kuat sekaligus mampu menyadarkan masyarakat bahwa transportasi massal adalah hal yang penting.

Ke depannya diharapkan penggunaan transportasi massal di Kota Solo ini dapat membantu mengurangi polusi udara akibat penggunaan kendaraan bermotor pribadi.

“Kita juga menyadari pertumbuhan transportasi khususnya kendaraan pribadi di Indonesia saat ini rata-rata 13% per tahun, sementara pertumbuhan prasarana rata-rata di bawah 1% sehingga kalau kita mencoba bersaing dengan pertumbuhan maka yang terjadi adalah kepadatan dan kemacetan,” beber Suharto.

Dia menjabarkan bahwa kemacetan menimbulkan banyak konsekuensi lain yang cenderung merugikan. 

Seperti CO2, maupun polutan yang berpengaruh pada kondisi fisik. Dengan jumlah armada (Batik Solo Trans) mencapai 126 unit, maka jumlah SDM yang terlibat tidak kurang dari 700 orang yang merupakan hasil pemberdayaan masyarakat di Solo raya.

Untuk dapat mengurangi emisi gas buang secara masif, tidak hanya dibutuhkan peran dari Pemerintah Pusat tapi juga Pemerintah Daerah. 

“Kami akan terus mengakomodir regulasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk memberi pelayanan angkutan umum dengan konsep BTS yang akan kita lakukan," ujarnya. 

"Pelayanan BTS baik di Solo maupun sembilan kota lainnya masih gratis. Saat ini masih menunggu regulasi yang mengatur tarif. Konsep kami untuk pelajar jauh dekat Rp2.000, sementara umum Rp3.000,” jabarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah X Provinsi Jawa Tengah- D.I. Yogyakarta Eko Agus Susanto, Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Bupati Karanganyar Juliyatmono. (omy)