BANYUWANGI (BeritaTrans.com) - Aksi ratusan sopir yang memblokade Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi berimbas pada proses bongkar muat kapal. Truk angkutan logistik, bus dan mobil umum yang hendak menuju dan dari Bali, tak bisa masuk melalui pintu Pelabuhan ASDP. Karena akses masuk menuju pelabuhan ditutup oleh truk-truk besar.

Para sopir truk ODOL memblokade akses masuk dan keluar Pelabuhan ASDP Ketapang, Senin siang (3/1/2022). Selain itu, akses pintu keluar Pelabuhan ASDP Ketapang juga sama. Truk besar sengaja diparkir melintang di depan pintu gerbang agar tak bisa lalui kendaraan yang baru saja bongkar muat di kapal.

Area parkir Pelabuhan ASDP Ketapang sejak demo ratusan sopir logistik ini jadi lengang. Truk besar maupun bus tak satupun yang terlihat memasuki gerbang loket. Belum jelas sampai kapan aksi para sopir ini akan terus menutup akses menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Baca Juga:
Mulai 8 Agustus, Penumpang Lintas Ketapang-Lembar Pesan Tiketnya via trip.ferizy.com

Informasi di lapangan, para sopir meminta pejabat terkait termasuk pejabat Pemkab Banyuwangi untuk turun langsung mendengar aspirasi para sopir ODOL.

"Penutupan akses Pelabuhan Ketapang akan tetap dilakukan sampai BPTD Dishub, Sekda dan Bupati menemui kami memberi penjelasan apakah RUU ODOL bisa direvisi atau kami boleh uji KIR," lontar salah satu koordinator aksi Farid Hidayat kepada wartawan.

Blokade Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, tidak hanya melibatkan sopir dari Banyuwangi semata. Sopir dari daerah lain di Jawa Timur bahkan Jakarta turut menggelar aksi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Baca Juga:
Truk Tercebur Laut di Pelabuhan Ketapang, Aktivitas Sempat Lumpuh

"Semua komunitas logistik di Indonesia mendukung untuk meminta keadilan atas RUU ODOL yang dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan yang sangat menyengsarangkan kami," tukas Farid Hidayat.

Ratusan truk ODOL memblokade pintu Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi. Mereka menolak aturan yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Perhubungan nomor 21 tahun 2019, tentang pengawasan terhadap mobil barang atas pelanggaran ukuran lebih (over dimension) dan pelanggaran muatan lebih (over loading), sangat memberatkan para sopir logistik. (dn/sumber: detik.com)

Baca Juga:
Ketahuan Nyopet di Kapal Rute Ketapang-Semarang, Pria Ini Buang Barang Bukti ke Laut